Penurunan berat badan yang intens jauh lebih efektif daripada penurunan berat badan secara bertahap

Saat menurunkan berat badan, para ahli menyarankan untuk tidak melakukan diet ketat yang mengakibatkan penurunan berat badan terlalu banyak. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa penurunan berat badan yang cepat bisa lebih efektif daripada yang diperkirakan sebelumnya. Selain itu, para ahli mengatakan bahwa penurunan berat badan yang cepat mencegah kemungkinan kenaikan berat badan kembali.

Para peneliti melakukan percobaan yang melibatkan orang-orang yang kelebihan berat badan. Selama penelitian, para relawan ditawarkan pilihan dua metode penurunan berat badan (program intensif selama 12 minggu atau penurunan berat badan bertahap selama 36 minggu).

Metode penurunan berat badan intensif mengharuskan peserta untuk mengonsumsi tidak lebih dari 800 kalori per hari dan mengonsumsi pengganti makanan.

Selama penurunan berat badan secara bertahap, para peserta diminta untuk mengurangi asupan kalori mereka sebanyak 500. Mereka yang berhasil menurunkan lebih dari 12,5% dari berat badan mereka kemudian ditugaskan untuk menjalani diet yang diharapkan dapat mempertahankan berat badan mereka dalam waktu tiga tahun.

Hasilnya, 4 dari 5 orang dari kelompok penurunan berat badan intensif mampu mencapai hasil yang signifikan, sementara hanya setengah dari peserta dari kelompok penurunan berat badan bertahap yang mampu menunjukkan hasil yang serupa. Dalam kelompok penurunan berat badan intensif, para spesialis mencatat kenaikan berat badan lebih jarang terjadi di kemudian hari, tetapi secara keseluruhan, di kedua kelompok, para ilmuwan mencatat kenaikan berat badan sekitar 71% dari kilogram yang hilang.

Para ahli mencatat bahwa setelah diet ketat, seseorang memiliki motivasi yang lebih kuat, yang membantunya mempertahankan berat badan normal di masa mendatang.

Para ahli juga memperingatkan bahwa ketika mengikuti diet ketat, Anda juga harus mengonsumsi vitamin dan mineral kompleks yang akan mencegah kekurangan vitamin.

Selain itu, hingga saat ini, orang-orang percaya bahwa diet rendah karbohidrat harus menghindari makanan berbahaya, khususnya kentang. Seperti yang ditunjukkan oleh penelitian terkini, kentang sama sekali tidak mengganggu penurunan berat badan, tetapi dengan syarat kandungan kalori keseluruhan dari diet tersebut dikurangi.

Jika Anda memasak kentang dengan benar, Anda tidak perlu khawatir berat badan akan bertambah. Para ahli telah mempelajari peran pengurangan kandungan kalori dan laju pelepasan gula ke dalam darah saat mengonsumsi kentang selama diet. Perlu dicatat bahwa makanan dengan indeks glikemik tinggi (roti putih, nasi) mempercepat pelepasan gula dan meningkatkan rasa lapar. Mengenai kentang, dalam hal ini, banyak hal yang tidak jelas.

Selama penelitian mereka, para spesialis mengumpulkan tiga kelompok relawan, yang masing-masing memiliki masalah dengan berat badan berlebih. Pada kelompok pertama, para peserta diminta untuk mengurangi kandungan kalori dari makanan mereka, tetapi mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, pada kelompok kedua - untuk mengonsumsi makanan dengan indeks rendah dan mengurangi kandungan kalori dari makanan sehari-hari mereka, pada kelompok ketiga (kontrol) - para relawan makan sesuai keinginan mereka sendiri.

Setiap peserta, terlepas dari kelompok mana mereka berada, diharuskan makan sekitar 7 porsi kentang per minggu.

Setelah 12 minggu, masing-masing kelompok menunjukkan hasil penurunan berat badan, dengan masing-masing kelompok menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Selain itu, bahkan kelompok kontrol, yang secara sukarela mengurangi kalori dan menyesuaikan pola makannya, menunjukkan hasil yang positif. Hasilnya, para ahli menyimpulkan bahwa produk makanan dalam diet tidak memainkan peran besar seperti yang diperkirakan sebelumnya; dalam diet, menurut para ahli, yang utama adalah kandungan kalori dan metode pengolahan produk.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ]