TherVacB: Vaksin Terapi untuk Hepatitis B Kronis Memulai Uji Klinis

Pada bulan Juni 2025, dosis pertama vaksin terapeutik TherVacB untuk melawan hepatitis B kronis diberikan dalam uji klinis pertama yang melibatkan pasien. Dalam studi sebelumnya pada sukarelawan sehat, vaksin tersebut menunjukkan profil keamanan yang baik dan menginduksi respons imun yang diinginkan.

Dalam penelitian saat ini, pasien dengan hepatitis B kronis menerima vaksin terapeutik di klinik di lima negara untuk menilai keamanan, tolerabilitas, dan kemanjurannya.

Hepatitis B kronis adalah penyakit menular yang memengaruhi 254 juta orang di seluruh dunia. Penyakit ini secara signifikan meningkatkan risiko kerusakan hati, sirosis, dan kanker hati. Meskipun sudah ada vaksin pencegahan dan obat antivirus, pengobatan radikal belum tersedia. Obat-obatan modern menekan virus, tetapi membutuhkan penggunaan seumur hidup dan tidak tersedia untuk semua pasien. Menurut WHO, hepatitis B merenggut 1,1 juta jiwa setiap tahun.

"Setelah 13 tahun penelitian, dimulainya uji klinis TherVacB pada pasien merupakan momen yang menggembirakan, karena merupakan langkah penting menuju kemungkinan penyembuhan hepatitis B kronis," ujar Ulrike Protzer, profesor virologi di Universitas Teknik München dan direktur Institut Virologi di Helmholtz München, pencipta vaksin tersebut.

“Vaksin ini dirancang untuk mengaktifkan respons imun alami sehingga tubuh akhirnya dapat membasmi virus itu sendiri,” tambahnya, yang juga merupakan koordinator bidang penelitian hepatitis di Pusat Penyakit Menular Jerman (DZIF).

Vaksin ini mencakup hampir semua jenis virus

TherVacB menggunakan apa yang disebut strategi heterologous prime-boost: pertama, protein virus diperkenalkan untuk "mempersiapkan" sistem imun, diikuti oleh vektor virus yang dimodifikasi untuk meningkatkan respons imun seluler. Pendekatan ini menstimulasi imunitas antibodi dan sel T yang ditujukan untuk melawan virus hepatitis B. Vaksin ini juga dirancang khusus untuk mencakup lebih dari 95% galur HBV global, sehingga berpotensi efektif untuk lebih dari 250 juta orang yang terinfeksi di seluruh dunia.

Uji klinis saat ini disponsori oleh Rumah Sakit Universitas Ludwig Maximilian di München dan dipimpin oleh Profesor Michael Hölscher, Direktur Institut Penyakit Menular dan Kedokteran Tropis sekaligus Koordinator DZIF di München. Uji klinis ini dilakukan di berbagai klinik di Jerman, Italia, Spanyol, Inggris, dan Tanzania.

Uji klinis ini bertujuan untuk menilai keamanan, tolerabilitas, dan aktivitas imun vaksin pada pasien hepatitis B kronis, yang infeksinya saat ini terkontrol dengan obat antivirus. Sebanyak 81 pasien berpartisipasi dalam studi ini dalam dua fase.

• Pada bagian pertama (Fase 1b), peserta diberikan dosis komponen vaksin yang meningkat untuk menentukan dosis yang paling aman dan efektif.
• Pada bagian kedua (fase 2a), dosis optimal yang dipilih diuji pada lebih banyak pasien untuk memastikan keamanannya dan menilai kemampuannya dalam menginduksi respons imun yang diperlukan untuk mengendalikan virus.

“Hasil ini dapat mengubah strategi global untuk memerangi hepatitis B”

Jika uji coba ini berhasil, TherVacB bisa menjadi terobosan dalam pengobatan hepatitis B kronis. Kemampuannya untuk menginduksi respons imun fungsional pada pasien yang sudah terinfeksi dapat menjadi dasar bagi penyembuhan sejati—sesuatu yang belum dapat ditawarkan oleh pengobatan apa pun.

"Hasil uji coba ini tidak hanya dapat menentukan langkah selanjutnya dalam pengembangan klinis, tetapi juga mendefinisikan ulang strategi global untuk memerangi hepatitis B – terutama di wilayah dengan prevalensi penyakit yang tinggi dan akses terbatas terhadap pengobatan yang ada," ujar Profesor Hölscher.