Anak-anak yang paling sehat tumbuh dengan ibu yang telah mengambil cuti melahirkan dalam waktu yang lama

Cuti hamil yang diperpanjang bagi ibu mengurangi angka kematian bayi hampir 15% dan juga meningkatkan kesehatan semua anggota keluarga.

Hasil ini dicapai oleh peneliti dari Universitas McGill Kanada dan Universitas Amerika California (Los Angeles), setelah melakukan eksperimen di dua puluh negara berbeda.

Tanpa kecuali, semua ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini menegaskan fakta bahwa durasi cuti hamil memiliki dampak dramatis terhadap kesehatan dan kualitas hidup generasi muda.

Sebagaimana dinyatakan dalam siaran pers informasi, cuti hamil (terutama jika masa cuti hamil dibayar) mengurangi kemungkinan stres pada anak dan orang tua, memungkinkan untuk memperpanjang masa menyusui, dan membantu menjaga kesehatan bayi dengan lebih baik.

Secara hukum, cuti hamil dijamin dan dibayar penuh di hampir 200 negara di seluruh dunia. Namun, pada kenyataannya, banyak ibu mencoba untuk kembali bekerja "lebih awal" - dan ini tergantung pada banyak alasan. Tingkat pembangunan sosial di negara ini juga tidak kalah pentingnya.

Cuti hamil dengan kualitas terbaik diberikan kepada perempuan di Kanada dan banyak negara Eropa. Namun, ada juga negara seperti Guinea dan Suriname di mana ibu muda tidak mendapatkan hak atau jaminan apa pun. Omong-omong, Amerika Serikat juga tidak memiliki cuti hamil yang didanai oleh undang-undang.

"Dalam penelitian kami, kami berfokus pada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Namun, negara-negara dengan ekonomi yang maju juga memiliki masalah tertentu, dan masalah tersebut dapat memengaruhi masa depan generasi baru secara mendasar. Misalnya, seperti halnya Amerika Serikat, kami akan merekomendasikan agar negara ini memperhatikan praktik global dan memulai penerapan cuti hamil berbayar bagi ibu atau ayah," kata Profesor Jody Heymann, yang mewakili UCLA.

Majalah Plos Medicine menerbitkan laporan lengkap tentang percobaan tersebut, yang menganalisis data 300.000 anak dari dua puluh negara di seluruh dunia. Anak-anak ini lahir antara tahun 2000 dan 2008.

Percobaan menunjukkan bahwa selama periode yang diteliti, menurut statistik, angka kematian bayi, neonatal, dan postnatal adalah sekitar 55, 31, dan 23 kasus per seribu bayi yang bertahan hidup. Pada saat yang sama, selama setiap bulan tambahan cuti hamil, angka kematian bayi menurun hampir 15%.

Hasil percobaan memberikan alasan untuk membuat asumsi berikut: cuti hamil berbayar yang panjang dengan jaminan ibu kembali ke tempat kerja sebelumnya memungkinkan ibu muda untuk mencurahkan lebih banyak waktu untuk dirinya sendiri dan bayinya, serta memantau kesehatan keluarga. Selain itu, cuti hamil yang panjang meningkatkan peluang kepatuhan penuh terhadap jadwal vaksinasi anak, serta konsultasi tepat waktu dengan dokter jika sakit.

“Anak-anak yang paling sehat tercatat di negara-negara yang secara hukum memberlakukan cuti hamil berbayar selama lebih dari 12 minggu,” simpul hasil penelitian Dr. Arjit Nandy (Universitas McGill).