Apakah kita mengontrol waktu yang kita habiskan dengan gadget?

Seperti yang ditunjukkan banyak penelitian, kebanyakan orang tidak mengontrol berapa banyak waktu per hari yang mereka habiskan dengan gadget dan berapa lama mereka menatap layar monitor atau telepon pintar.

Dalam dunia kedokteran, ada istilah "screen time" - yaitu periode waktu di mana seseorang berada di depan layar tablet, ponsel pintar, komputer, atau TV. Bukan rahasia lagi bahwa periode seperti itu bisa berlangsung cukup lama, yang berdampak sangat negatif pada banyak fungsi tubuh. Screen time yang lama sering dikaitkan tidak hanya dengan penurunan penglihatan, tetapi juga dengan perkembangan kondisi depresi dan neurosis, munculnya perilaku antisosial dan pikiran untuk bunuh diri, serta pembentukan defisit perhatian pada masa kanak-kanak dan remaja. Selain itu, paparan layar gadget dalam waktu lama berdampak negatif pada kualitas tidur dan mengganggu aktivitas otak. Akhir-akhir ini, terapis, psikolog, dan dokter di bidang lain telah membicarakan hal ini. Banyak penelitian telah dilakukan yang membuktikan adanya hubungan erat antara durasi screen time dan munculnya masalah psikologis yang nyata.

Namun, tidak semua orang dan tidak selalu mampu menilai waktu layar dengan tepat. Tentu saja, hal itu dapat dilacak berdasarkan periode aktivitas gadget. Namun, seberapa realistiskah penilaian subjektif tersebut? Para ilmuwan yang mewakili Universitas Stellenbosch dan Universitas Oslo mempelajari lebih dari dua belas ribu materi ilmiah tentang topik ini. Hasilnya, mereka mengidentifikasi hampir lima puluh di antaranya, yang memungkinkan untuk memberikan penilaian nyata tentang waktu layar yang sebenarnya.

Materi yang diteliti mencakup informasi tentang lima puluh ribu orang: ternyata, hampir semuanya tidak memperkirakan waktu yang dihabiskan di depan layar sesuai dengan kenyataan. Para ilmuwan menjelaskan bahwa rata-rata pengguna salah memperkirakan periode, melebih-lebihkan atau meremehkan durasinya. Hanya sekitar 5% peserta yang menghitung waktu layar dengan relatif akurat.

Para ahli menunjukkan perlunya merekam dengan jelas saat gadget dinyalakan dan dimatikan, yang sangat penting bagi anak-anak dan remaja. Dalam kebanyakan kasus, durasi waktu layar diremehkan, karena hanya periode waktu terlama yang dihabiskan di depan layar yang diperhitungkan, tanpa memperhitungkan "pendekatan" singkat yang berkala. Tanpa informasi tersebut, tidak mungkin untuk menilai kemungkinan timbulnya kondisi depresi, perasaan tidak berguna dan kesepian, serta perilaku antisosial.

Para ilmuwan mencatat bahwa perlu dilakukan lebih banyak penelitian seperti itu dan memberi informasi lebih banyak kepada publik tentang masalah ini, meskipun hal ini memerlukan upaya yang cukup besar.

Rinciannya dijelaskan dalam materi terbitan berkala Nature Human Behavior.