Sebuah penelitian menunjukkan bahwa 41% orang dengan gatal kronis mengalami kelelahan

Empat puluh satu persen orang dengan gatal jangka panjang mengalami kelelahan, kemungkinan karena gangguan tidur yang berkelanjutan, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology. Sebagai perbandingan, hanya 22 persen dari kelompok kontrol yang mengalami kelelahan.

Gatal kronis, yang secara medis dikenal sebagai pruritus, didefinisikan sebagai rasa gatal yang berlangsung lebih dari 6 minggu. Kondisi ini memengaruhi satu dari enam orang dewasa, meskipun kejadiannya jauh lebih tinggi pada orang yang lebih tua. Kondisi ini dapat menjadi gejala penyakit kulit inflamasi seperti eksim, psoriasis, dan urtikaria, penyakit dalam seperti penyakit hati, penyakit ginjal stadium akhir, dan keganasan darah, di antara kondisi lainnya. Pada sekitar 8% kasus, penyebab gatal masih belum diketahui.

Dr. Gil Yosipovich, Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, direktur Miami Itch Center dan penulis utama studi tersebut, mengatakan:

"Kita tahu bahwa rasa gatal lebih parah di malam hari dan menyebabkan insomnia, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kelelahan. Studi ini mengukur seberapa besar rasa gatal menyebabkan kelelahan. Orang dengan rasa gatal kronis dua kali lebih mungkin mengalami kelelahan dibandingkan dengan populasi umum. Kita tahu dari studi sebelumnya bahwa hal ini berdampak signifikan pada kualitas hidup seseorang.

“Studi kami yang lain menunjukkan bahwa 68% orang dewasa berusia di atas 85 tahun mengalami kelelahan. Kami tahu bahwa perubahan dalam sistem imun dan fisiologi kulit yang menyebabkan kulit kering dan disregulasi imun berarti bahwa orang yang lebih tua lebih mungkin mengalami gatal kronis. Penelitian di masa mendatang dapat meneliti apakah gatal merupakan faktor signifikan dalam tingkat kelelahan yang tinggi di kalangan orang tua.”

Para peneliti menganalisis data dari 114.015 orang dewasa dalam kumpulan data All of Us, sebuah program yang diprakarsai oleh Institut Kesehatan Nasional AS (NIH). Basis data ini mengidentifikasi orang-orang dengan gatal kronis, dan para peneliti memeriksa berapa banyak dari mereka yang juga menderita kelelahan.

Setiap orang dalam basis data yang mengalami gatal terus-menerus dibandingkan dengan empat orang lain yang tidak mengalami gatal tetapi memiliki usia, suku bangsa, jenis kelamin, pendapatan, tingkat pendidikan, kecemasan, dan depresi yang serupa. Kelompok ini berfungsi sebagai kelompok kontrol.

Meskipun telah lama diketahui adanya hubungan antara gatal dan kelelahan, data yang mengukur hubungan ini terbatas.

“Sangat mudah untuk meremehkan dampak gatal yang terus-menerus. Penelitian menunjukkan bahwa gatal dapat disamakan dengan nyeri kronis. Tidur hanyalah satu dari sekian banyak aspek kehidupan yang dapat terganggu oleh rasa gatal. Kelelahan menyebabkan penurunan produktivitas di tempat kerja dan sekolah, dapat merampas energi seseorang untuk melakukan hal-hal yang mereka sukai, memengaruhi kesehatan mental, dan dapat merusak hubungan.”

Paula Ginau, Asosiasi Dokter Kulit Inggris

Gatal-gatal diduga menjadi penyebab gangguan tidur karena siklus gatal dan garukan yang terjadi setiap malam. Orang dengan gatal kronis secara teratur melaporkan bahwa rasa gatal semakin parah di malam hari. Hal ini dapat membuat Anda sulit tidur atau terbangun karena ingin menggaruk.