Luka bakar akibat uap: mengapa rasanya sangat sakit?

Luka bakar uap tidak disertai kerusakan yang terlihat pada kulit, tetapi rasa sakitnya sangat kuat. Mengapa? Faktanya adalah bahwa lapisan permukaan kulit tidak mencegah penetrasi tetesan uap ke lapisan di bawahnya, yang menjadi terlalu panas, tidak punya waktu untuk melepaskan panas yang terkumpul.

Luka bakar uap merupakan kategori khusus cedera termal yang tidak disertai kerusakan jaringan yang terlihat, tetapi menimbulkan rasa nyeri yang cukup parah.

Seperti diketahui, kulit secara konvensional dibagi menjadi beberapa lapisan: epidermis superfisial, yang terus diperbarui, kemudian dermis, yang mengandung banyak imunosit, dan hipodermis (juga dikenal sebagai lemak subkutan).

Peneliti dari Institut Empa Swiss menjelaskan: lapisan epidermis memang berkewajiban melindungi kulit dari segala efek iritasi, tetapi tidak mencegah uap menembus dirinya sendiri ke dalam dermis. Di sana, partikel uap mengembun, melepaskan energi yang membakar dermis yang halus. Ternyata ada luka bakar, tetapi tidak ada kerusakan pada epidermis.

Para ilmuwan melakukan serangkaian percobaan menggunakan kulit babi: bahan tersebut terkena uap panas, setelah itu mereka menggunakan diagnostik spektroskopi untuk memeriksa bagaimana tepatnya uap menembus kulit. Ditemukan bahwa dalam lima belas detik pertama, partikel uap muncul di semua lapisan kulit – karena lapisan epidermis membiarkannya masuk.

Baru setelah epidermis terisi dengan air, pori-pori mengecil dan partikel uap tidak dapat lagi menembus kulit. Namun, pada tahap ini, luka bakar sudah ada.

Menariknya, ketika kulit dipanaskan dengan udara panas yang kering, pemanasan terjadi lebih lambat dan tidak terjadi luka bakar.

Para ilmuwan melangkah lebih jauh dan melakukan percobaan lainnya. Ternyata lapisan dermis dapat dengan mudah melepaskan panas ke luar, tetapi karena konduktivitas termal epidermis yang rendah, dermis mendingin secara perlahan. Hal ini menjelaskan adanya rasa sakit.

Para ahli menyarankan untuk memberikan perhatian khusus pada pencegahan jenis cedera ini. Orang paling sering terbakar di dapur, dan tangan, jari, dan terkadang wajah mereka paling menderita. Jika luka bakar uap telah terjadi - misalnya, dari air mendidih dalam panci atau ketel - maka Anda perlu membantu dermis menghilangkan panas dari lapisan dalam ke luar sesegera mungkin. Untuk melakukan ini, celupkan area yang terkena ke dalam air dingin dan biarkan di sana selama beberapa saat. Tentu saja, kita berbicara tentang luka bakar rumah tangga tingkat 1 atau 2. Luka bakar yang lebih serius memerlukan rawat inap korban yang mendesak, biasanya di departemen atau pusat luka bakar khusus. Luka bakar uap tingkat 3 dan 4 terjadi terutama dalam produksi atau selama kecelakaan industri besar.

Studi ini dijelaskan dalam Laporan Ilmiah (https://www.nature.com/articles/s41598-018-24647-x).

[ 1 ], [ 2 ]