Aterosklerosis koroner sering terjadi bahkan pada orang dewasa berisiko rendah dengan kadar kolesterol normal

Dalam studi terkini yang dipublikasikan di JACC Advances, peneliti AS memeriksa keberadaan aterosklerosis koroner menggunakan computed tomography koroner (CCTA) pada orang dewasa tanpa gejala tanpa faktor risiko tradisional, berdasarkan kadar serum lipoprotein densitas rendah (LDL-C), lipoprotein non-densitas tinggi (non-HDL-C), dan apolipoprotein B (apoB). Para peneliti menemukan bahwa aterosklerosis koroner umum terjadi dan insidennya meningkat seiring dengan peningkatan kadar lipoprotein aterogenik, bahkan pada orang dewasa berisiko rendah tanpa faktor risiko tradisional.

Penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD) merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama karena aterosklerosis koroner, yang diketahui dimulai sejak dini dan berkembang seiring waktu. LDL-C yang meningkat merupakan penyebab utama ASCVD, dan menurunkan LDL-C penting untuk pencegahan. Secara historis, LDL-C ≥160 mg/dL dianggap meningkat dan <100 mg/dL dianggap optimal. Namun, kadar ini mungkin tidak cukup untuk mencegah aterosklerosis atau ASCVD. Selain itu, non-HDL-C dan apoB merupakan prediktor kuat ASCVD, tetapi jarang dinilai pada populasi asimtomatik. Masih sedikit bukti yang menghubungkan lipoprotein ini dengan aterosklerosis koroner pada orang dewasa tanpa ASCVD klinis atau faktor risiko lainnya.

Para peneliti menggunakan data dari Miami Heart Study (MiHeart), yang mencakup 1.033 peserta berusia 40–65 tahun tanpa penyakit kardiovaskular yang signifikan secara klinis atau terapi penurun lipid, dengan subkelompok yang terdiri dari 184 peserta yang memiliki faktor risiko optimal. Individu dengan faktor risiko tinggi seperti obesitas, kreatinin tinggi, asma, kanker, atau kehamilan tidak dimasukkan dalam penelitian. Usia rata-rata peserta adalah 51 tahun, 42,1% adalah orang kulit putih non-Hispanik, dan 55% adalah wanita. Data tentang demografi, riwayat klinis, dan CCTA diperoleh. Aterosklerosis koroner didiagnosis menggunakan metode Agatsson dan klasifikasi American Heart Association.

Peserta memiliki kadar LDL-C serum rata-rata, non-HDL-C, dan apoB masing-masing sebesar 125, 144, dan 94 mg/dL. Sebagian besar peserta memiliki risiko ASCVD 10 tahun yang diprediksi rendah, dengan lebih dari 86% memiliki risiko <5%. Pria memiliki indeks massa tubuh, kadar lipoprotein aterogenik, dan risiko ASCVD yang lebih tinggi daripada wanita. Sekitar 35,9% peserta tanpa faktor risiko ASCVD tradisional memiliki plak koroner, dan kejadian plak koroner dan plak kalsifikasi meningkat secara progresif dengan kadar non-HDL-C, LDL-C, dan apoB. Pria memiliki skor plak yang lebih tinggi dan karakteristik risiko yang lebih tinggi daripada wanita.

Studi ini menunjukkan bahwa di antara orang dewasa AS setengah baya yang asimtomatik dan tampak sehat tanpa faktor risiko tradisional untuk ASCVD, aterosklerosis koroner umum terjadi bahkan dengan kadar kolesterol serum yang dianggap normal. Insiden penyakit meningkat seiring dengan peningkatan kadar LDL-C, non-HDL-C, dan apoB. Meskipun karakteristik plak berisiko tinggi relatif jarang terjadi pada populasi ini, profesional perawatan kesehatan harus mempertimbangkan untuk mengurangi kadar lipoprotein aterogenik melalui diet, perubahan gaya hidup, atau terapi obat untuk berpotensi mencegah atau menunda aterosklerosis koroner dan meningkatkan kesehatan pasien. Penelitian di masa mendatang dapat difokuskan pada penentuan waktu terbaik untuk penilaian risiko, peran pencitraan tambahan, dan penggunaan terapi penurun lipid pada individu berisiko rendah.