Hukuman fisik mengubah otak anak

Bahkan hukuman fisik yang ringan memiliki efek buruk yang sama pada perkembangan otak anak-anak seperti kekerasan yang berat, menurut penelitian yang dilakukan oleh para peneliti Universitas Harvard.

Saat ini terdapat banyak sistem pendidikan anak yang berbeda. Penggunaan kekerasan, mulai dari pukulan ringan hingga cambukan, dianggap sebagai salah satu hukuman tertua untuk tindakan. Dari sudut pandang ilmiah, "pendidikan" semacam itu memiliki dampak negatif yang dominan dan seiring waktu menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dan parah bagi anak.

Penggunaan hukuman fisik oleh orang dewasa, yang menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan fisik pada anak-anak, umum terjadi di banyak negara di dunia, meskipun ada larangan dalam Konvensi Hak Anak. Menurut statistik, di Amerika Serikat saja, hampir setiap keluarga kedua secara berkala mempraktikkan jenis "pendidikan" ini. Masyarakat memiliki sikap ambigu terhadap masalah ini: beberapa menyatakan pendapat yang sangat negatif, sementara yang lain tidak melihat jalan keluar lain dari situasi tersebut. Para ilmuwan yakin: kekerasan fisik selalu memiliki efek yang merugikan pada anak, meskipun itu merupakan bentuk dampak yang ringan. Menurut penelitian, ada hubungan yang kuat antara kekerasan fisik dan perkembangan kecemasan atau keadaan depresi, masalah kognitif, gangguan mental sepanjang hidup, bahkan dalam periode yang jauh. Menurut data yang tersedia, pada tingkat neurobiologi, hukuman fisik dianggap oleh anak-anak sama kerasnya dengan jenis kekerasan yang ekstrem.

Para ilmuwan mempelajari informasi tentang beberapa ratus anak berusia 3-11 tahun yang tinggal di keluarga yang tidak mempraktikkan bentuk-bentuk kekerasan yang parah. Semua anak yang diuji menjalani MRI otak: selama prosedur, anak-anak diminta untuk melihat layar yang menunjukkan orang-orang dengan ekspresi emosi yang berbeda. Dengan menggunakan pemindai, para ilmuwan merekam karakteristik aktivitas otak anak-anak ketika mereka bereaksi terhadap satu atau beberapa ekspresi wajah para aktor. Anak-anak yang orang tuanya menggunakan metode pendidikan fisik menunjukkan peningkatan reaksi terhadap gambar-gambar negatif di layar. Secara khusus, peningkatan aktivitas diamati di korteks prefrontal lateral dan medial, termasuk korteks cingulate anterior dorsal, korteks prefrontal dorsomedial, kutub frontal bilateral dan girus frontal tengah kiri.

Temuan tersebut menunjukkan bahwa hukuman fisik dapat mengalihkan respons sistem saraf ke arah negatif dengan cara yang sama seperti bentuk pelecehan yang lebih parah.

Para ahli menyarankan untuk menghentikan metode pengaruh semacam itu guna menghindari dampak negatif dan jangka panjang pada anak. Psikolog menyarankan untuk mengganti hukuman dengan percakapan yang memungkinkan anak belajar mengendalikan dan mengelola perilakunya.