Para ilmuwan berencana menggunakan bakteri untuk mendiagnosis kanker

Bakteri yang dimodifikasi secara khusus akan mampu menangkap DNA yang bermutasi dalam rongga usus manusia, yang selanjutnya akan membantu dalam diagnosis kanker dini.

Diketahui bahwa penyakit apa pun lebih baik dan lebih mudah diobati jika didiagnosis tepat waktu. Deteksi dini penyakit onkologis merupakan tugas utama dokter spesialis, karena menurut statistik, tumor ganas dalam kebanyakan kasus terdeteksi pada tahap akhir perkembangan, saat tumor tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda klinis yang jelas.

Jika diduga onkopatologi, pasien akan diuji untuk oncomarker - protein/antigen spesifik khusus yang terbentuk dalam darah. Oncomarker merupakan penanda khas dari beberapa jenis struktur ganas dan muncul saat jumlah sel kanker bertambah. Akan tetapi, deteksi oncomarker bukanlah metode diagnosis yang paling akurat, karena bahkan dalam keadaan normal protein dan peptida ini disekresikan oleh sel dalam jumlah kecil, yang menjalankan berbagai fungsi dalam tubuh. Metode untuk mendeteksi DNA dari sel atipikal mungkin menjadi lebih informatif - DNA dapat dideteksi jauh lebih awal. Metode seperti itu masih dalam tahap pengembangan, dan DNA dapat dicari tidak hanya dalam aliran darah, tetapi juga dalam urin dan usus.

Para ahli dari University of California dan University of Adelaide telah mengusulkan untuk mendeteksi DNA ganas menggunakan bakteri. Banyak mikroba memiliki kemampuan untuk menangkap DNA dan kemudian menggabungkannya ke dalam genom mereka sendiri. Mereka mengambil DNA mikroba secara dominan, tetapi juga dapat memperhatikan molekul serupa yang beredar di pasaran.

DNA struktur ganas dibedakan dari yang lain dengan adanya mutasi. Para ilmuwan menggunakan Acinetobacter baylyi, mengubahnya sedemikian rupa sehingga ia melekatkan bagian-bagian DNA orang lain ke dalam genomnya sendiri, yang mengandung mutasi KRAS. Ini adalah salah satu onkogen yang paling terkenal. Dengan adanya mutasi pada KRAS, sebagian besar jenis proses ganas, termasuk kanker usus besar, dimulai. Penggunaan modifikasi memungkinkan untuk memastikan bahwa bakteri tersebut melekatkan DNA dengan KRAS mutan ke dalam genomnya, dan tidak menyentuh DNA dengan KRAS normal.

Selama penggabungan DNA mutan ke dalam bakteri, gen untuk resistensi terhadap obat antibakteri Kanamisin diaktifkan. Untuk diagnosis, cukup dengan menabur mikroba dari massa tinja pada media nutrisi dengan antibiotik. Jika tidak ada pertumbuhan dan perbanyakan mikroba, itu berarti resistensi yang mereka miliki belum diaktifkan - yaitu, onkogen mutan di dalamnya tidak ada. Jika pertumbuhan telah terjadi, itu berarti ada sel-sel dengan KRAS yang bermutasi di usus.

Para spesialis menganalisis aksi bakteri "diagnostik" pada organisme pengerat. Dalam semua kasus, mikroba mengidentifikasi dengan tepat awal dari proses ganas. Berkat metode ini, tumor dapat dideteksi pada tahap awal perkembangannya, terutama jika ada kecenderungan onkopatologi. Misalnya, diagnosis semacam itu akan berguna jika seseorang sudah memiliki pertumbuhan poliposis jinak yang dapat menjadi ganas. Namun, ada satu kelemahan: tidak semua organ dapat ditargetkan dengan mikroba yang dimodifikasi.

Informasi lebih lanjut tersedia di science.org