Peran protein dalam olahraga

Protein membentuk 45% dari berat tubuh. Keunikan asam amino adalah mereka dapat bergabung dengan asam amino lain untuk membentuk struktur kompleks. Ini adalah enzim yang mengkatalisis reaksi; hormon seperti insulin dan glukagon; hemoglobin dan mioglobin, yang merupakan pembawa oksigen; semua struktur jaringan, termasuk miosin dan aktin, yang membentuk protein otot. Semuanya sangat penting untuk aktivitas motorik.

Penelitian menunjukkan bahwa protein berkontribusi sebagai sumber energi selama puasa dan latihan intens, mungkin menyumbang 15% dari total kalori selama latihan.

Metabolisme protein

Protein makanan bergabung di dalam usus dengan protein endogen dari saluran pencernaan, dicerna dan diserap dalam bentuk asam amino. Sekitar 10% protein dikeluarkan melalui tinja, dan 90% asam amino sisanya membentuk kumpulan asam amino, yang juga mencakup protein yang terbentuk selama pemecahan jaringan.

Jika tubuh berada dalam keseimbangan selama sintesis protein, tubuh menggunakan asam amino dari kumpulan protein untuk mendukung pemecahan protein. Jika tidak ada cukup asam amino untuk masuk ke dalam kumpulan protein (misalnya, asupan protein makanan tidak mencukupi), maka sintesis protein tidak dapat mendukung pemecahan protein dan protein tubuh dipecah untuk memenuhi kebutuhan kumpulan protein akan asam amino.

Akibatnya, perbaikan jaringan melambat, yang menyebabkan penurunan kinerja fisik. Sebaliknya, jika asupan protein makanan melebihi kebutuhan, asam amino mengalami deaminasi (penghapusan gugus amino) dan kelebihan nitrogen dikeluarkan terutama sebagai urea, tetapi juga sebagai amonia, asam urat, dan kreatin. Struktur yang tersisa setelah deaminasi disebut asam alfa-keto. Asam ini dapat dioksidasi untuk energi atau diubah menjadi lemak dalam bentuk trigliserida.

Keseimbangan Nitrogen

Masalah kontroversial kebutuhan protein disebabkan oleh perbedaan metode penilaian biosintesis protein dalam tubuh. Keseimbangan nitrogen merupakan salah satu kriteria yang paling banyak digunakan untuk menilai metabolisme protein, tetapi bukan yang paling sempurna. Keseimbangan nitrogen mengukur rasio nitrogen yang dikeluarkan dari tubuh terhadap nitrogen yang masuk ke dalam tubuh (blok makanan). Keseimbangan nitrogen negatif terbentuk ketika ekskresi nitrogen melebihi asupannya. Keseimbangan nitrogen positif terjadi ketika asupan melebihi ekskresi protein, biasanya selama pertumbuhan (remaja, kehamilan). Dengan keseimbangan nitrogen yang normal, asupan dan ekskresi nitrogen adalah sama. Pengukuran keseimbangan nitrogen tidak dianggap menentukan, karena hanya memperhitungkan kehilangan nitrogen melalui urin dan, sebagian, melalui feses. Kehilangan nitrogen dapat terjadi melalui keringat dan sekresi tubuh lainnya, misalnya, pengelupasan kulit, rambut rontok, dll. Karena transformasi protein tidak dapat dilacak dan diukur secara akurat setelah asupannya, keseimbangan nitrogen tidak memperhitungkan semua aspek metabolisme protein. Keseimbangan nitrogen menunjukkan bahwa apa yang tidak dikeluarkan digunakan untuk sintesis protein.

Dengan demikian, jika asupan protein diubah (ditingkatkan atau dikurangi), penting untuk mempertimbangkan bahwa ada periode adaptasi wajib terhadap rejimen baru di mana ekskresi nitrogen harian tidak akan dapat diandalkan. Ini adalah poin penting untuk diingat ketika menilai keandalan dan validitas studi keseimbangan nitrogen sebagai ukuran status protein. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan minimal 10 hari adaptasi untuk menentukan kebutuhan asupan protein ketika asupan nitrogen berubah.