Penyebab penurunan fosfor dalam darah (hipofosfatemia)

Hipofosfatemia dapat terjadi akibat gangguan penyerapan fosfat di usus, peningkatan ekskresi ginjal, atau penyerapan intraseluler. Hipofosfatemia berat (kurang dari 1 mg% atau kurang dari 0,32 mmol/L) biasanya menunjukkan penurunan jumlah total fosfor dalam tubuh dan terjadi akibat penyalahgunaan alkohol, alkalosis pernapasan, gangguan penyerapan usus, luka bakar parah, pengobatan ketoasidosis diabetik, dan penggunaan pengikat fosfat.

Hipofosfatemia sedang (1–2,5 mg% atau 0,32–0,80 mmol/L) tidak selalu disebabkan oleh penipisan simpanan fosfat total. Selain penyebab yang disebutkan di atas, kondisi ini dapat disebabkan oleh infus glukosa; kekurangan vitamin D dalam makanan atau penurunan penyerapan usus; peningkatan kehilangan fosfat ginjal, yang terjadi pada hiperparatiroidisme, selama fase diuretik nekrosis tubular akut, setelah transplantasi ginjal, pada hipofosfatemia terkait kromosom X herediter, pada sindrom Fanconi, osteomalasia paraneoplastik, dan pada kasus peningkatan volume cairan ekstraseluler.

Dalam praktik klinis unit perawatan intensif, infus glukosa intravena merupakan penyebab utama hipofosfatemia, dengan penurunan konsentrasi fosfor anorganik yang terjadi setelah beberapa hari. Efek hipofosfatemia glukosa disebabkan oleh insulin, yang memfasilitasi pengangkutan glukosa dan fosfat melintasi membran sel di hati dan otot rangka.

Alkalosis pernapasan, sebagai penyebab hipofosfatemia, mungkin penting pada pasien yang menggunakan ventilasi mekanis. Mekanisme hipofosfatemia disebabkan oleh peningkatan pH intraseluler, yang merangsang glikolisis, dan peningkatan fosforilasi glukosa mendorong transfer anion fosfat transmembran.

Pada pasien yang mengalami sepsis, konsentrasi fosfat anorganik dalam serum darah menurun cukup dini, sehingga penurunan kadar fosfat dalam darah yang tidak dapat dijelaskan harus selalu menimbulkan kekhawatiran bagi dokter yang berupaya mencari kemungkinan infeksi.

Glukosuria meningkatkan ekskresi fosfat dalam urin, sehingga pasien dengan ketoasidosis diabetik mengalami kekurangan, meskipun kadar fosfor anorganik dalam serum darah normal atau bahkan meningkat.

Manifestasi klinis hipofosfatemia hanya terjadi ketika cadangan fosfat tubuh total habis dan konsentrasi fosfat serum turun hingga kurang dari 1 mg% (kurang dari 0,32 mmol/L). Kelainan otot meliputi kelemahan, rabdomiolisis, penurunan fungsi diafragma, gagal napas, dan gagal jantung kongestif. Kelainan neurologis meliputi parestesia, disartria, kebingungan, pingsan, kejang, dan koma. Jarang terjadi, hemolisis, trombositopati, dan asidosis metabolik. Kekurangan fosfat akut mengurangi kontraktilitas jantung, sedangkan kekurangan fosfat kronis mengakibatkan kardiomiopati. Hipofosfatemia kronis menyebabkan rakhitis pada anak-anak dan osteomalasia pada orang dewasa.