Kelainan dalam perkembangan lensa dapat memiliki manifestasi yang berbeda-beda. Setiap perubahan dalam bentuk, ukuran, dan lokasi lensa menyebabkan gangguan signifikan pada fungsinya.
Keratitis filamen (keratoconjunctivitis sicca) adalah penyakit kornea dengan etiologi yang tidak diketahui dan merupakan salah satu gejala penyakit umum tubuh yang disebut sindrom Sjögren.
Erosi kornea berulang jarang terjadi. Erosi ini dapat terjadi dalam bentuk difus atau lokal. Keluhan pasien cukup umum: pada pagi hari ia membuka mata dan merasakan nyeri tajam, ia terganggu oleh sensasi seperti ada bintik di mata, air mata mengalir.
Ulkus kornea terjadi ketika mikroflora patogen (diplococcus, staphylococcus, streptococcus) memasuki erosi kornea atau infiltrat ulserasi setelah keratitis superfisial.
Pengobatan keratitis herpes bersifat kompleks dan berjangka panjang. Pengobatan ini ditujukan untuk menekan aktivitas virus, memperbaiki proses trofik di kornea, mempercepat epitelisasi defek, dan meningkatkan kekebalan lokal dan umum.
Keratitis parenkim pada sifilis kongenital dianggap sebagai manifestasi lanjut dari penyakit umum. Keratitis biasanya berkembang antara usia 6 dan 20 tahun, tetapi kasus keratitis parenkim tipikal diketahui terjadi pada anak usia dini dan dewasa.
