Perubahan otak difus: apa artinya?

Otak merupakan pusat tertinggi pengaturan segala proses yang terjadi dalam tubuh manusia. Struktur kompleks dan kekhasan fungsinyalah yang membedakan manusia dari hewan, menjadikan mereka lebih pintar dan lebih masuk akal. Jelas bahwa perubahan lokal atau difus apa pun di otak mungkin berdampak buruk pada kinerja organ penting yang mengontrol kerja semua komponen organisme hidup lainnya. Meskipun di sini penting untuk memperhitungkan bahwa dalam periode usia yang berbeda di otak secara teratur terjadi perubahan kualitatif dan kuantitatif yang dikondisikan secara fisiologis dan tidak menyiratkan patologi. Tetapi bagaimana memahami apa yang terkait dengan perubahan materi otak dan aktivitasnya, dan apakah perlu dikhawatirkan?

Otak manusia

Ketika orang mengatakan bahwa manusia adalah makhluk tertinggi di Bumi, itu tidak berarti bahwa manusia lebih kuat dan berkuasa dibandingkan makhluk lain di dunia hewan. Dalam pertarungan dengan hewan besar dan predator, keunggulan kekuatan seringkali tidak berpihak pada manusia sama sekali. Namun berkat struktur otak yang kompleks dan proses menganalisis serta mensintesis informasi di dalamnya, kita membuat keputusan yang membantu kita melawan lawan berkali-kali lipat lebih kuat.

Meskipun perilaku hewan didasarkan pada naluri bawaan dan kebutuhan dasar yang memungkinkan mereka bertahan hidup dan menjamin kelangsungan spesies, manusia dibimbing oleh akal, yang memberinya hak istimewa tertentu, memungkinkannya memecahkan masalah tidak hanya dengan melarikan diri atau agresi, tetapi juga dengan mengubah dunia.

Tampaknya otak manusia dan hewan tingkat tinggi memiliki struktur dan fungsi yang serupa berdasarkan prinsip yang sama, namun manusia telah belajar mengendalikan perkembangan otaknya. Setelah mempelajari prinsip kerjanya, seseorang akan dapat mengendalikan proses ini dan bahkan memperbaikinya.

Tapi apakah otak manusia itu? Ini adalah organ pengatur utama sistem saraf pusat (SSP), yang menyediakan fungsi mental tertinggi: persepsi, perhatian, pemikiran, memori, pengendalian bidang motorik dan emosional-kehendak. Semua fungsi ini mulai terbentuk segera setelah lahir. Pelanggaran atau keterbelakangan fungsi mental yang lebih tinggi mendekatkan manusia dengan hewan, memberikan gerakan mundur yang progresif.

Sel-sel utama otak - neuron - memiliki kemampuan luar biasa dalam mentransmisikan informasi dari lingkungan dari reseptor yang terletak di seluruh tubuh ke otak dan sumsum tulang belakang. Hal ini dimungkinkan karena impuls bioelektrik yang dihasilkan oleh badan neuron, yang menempuh jarak jauh dalam sepersekian detik, sehingga kita bereaksi hampir seketika terhadap setiap perubahan di dunia luar dan lingkungan internal tubuh kita.

Impuls saraf yang membentuk rantai pusat eksitasi dan penghambatan mewakili kode tertentu yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf yang terdiri dari pertumbuhan neuron dan diterjemahkan oleh otak sebagai panduan untuk bertindak. Impuls inilah yang dipelajari manusia untuk direkam dengan bantuan peralatan khusus (electroencephalographs). Dengan mempelajari perjalanan impuls melalui berbagai bagian SSP, kita dapat menilai fungsi otak, yaitu aktivitas bioelektriknya.

Perubahan lokal atau fokal pada substansi otak atau korteksnya menyebabkan gangguan pada organ dan sistem individu, tergantung pada lokasi lesi. Fungsi penglihatan, pendengaran, kepekaan pada area tertentu pada tubuh atau organ mungkin terpengaruh, mungkin ada masalah dengan koordinasi gerakan, dll. Dasar dari disfungsi SSP yang serius biasanya adalah perubahan yang menyebar di otak, yaitu kelainan yang meluas dengan a lokalisasi kabur, ketika bukan area tertentu di otak yang terganggu, tetapi kerjanya secara keseluruhan, sebagai sistem yang terorganisir.

Otak manusia telah mengalami berbagai perubahan selama evolusi, sehingga terdapat formasi yang lebih tua dan lebih baru dalam komposisinya. Bagian termuda dari otak dianggap sebagai korteksnya, yang menjalankan fungsi yang lebih bertanggung jawab, semakin membedakan manusia dari hewan, dan memberikan tindakan sadar. Jelas bahwa perubahan lokal dan difus di korteks serebral secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan seseorang, kemampuan kognitifnya (yang sangat penting di masa kanak-kanak, ketika konsep tentang dunia sekitar masih terbentuk), dan kinerja.[1]

Ketika mempertimbangkan peran korteks serebral, kita tidak boleh mengabaikan fungsi yang dilakukan oleh formasi subkortikal. Formasi subkortikal yang penting termasuk inti basal di materi putih belahan otak, yang bertanggung jawab atas emosi kita dan transmisi impuls motorik di sepanjang jalur konduktif (kumpulan serabut saraf), yang merupakan hasil analisis dan sintesis informasi sensitif. Diteruskan ke otak melalui reseptor.

Di antara struktur vital otak tengah adalah: medula oblongata, otak tengah, otak perantara (talamus, kelenjar pituitari, hipotalamus, epifisis), jembatan varikolumbar, formasi retikuler, organ sistem limbik dengan pusat saraf terletak di dalamnya. Pusat-pusat ini mengatur kerja organ penglihatan dan pendengaran, alat vestibular, sistem saraf otonom, koordinasi gerakan, reaksi emosional, dll.

Semakin parah kerusakan otak, semakin sulit otak melakukan pekerjaan analitis dan sintetik yang diperlukan untuk mengenali dan berfungsi di dunia. Berkat metode pemeriksaan elektroensefalografi, tingkat dan kedalaman kerusakan otak dapat ditentukan, yang tercermin dalam diagnosis.

Penyebab Perubahan difus di otak:

Penyebab perubahan difus konduksi saraf otak pada orang dewasa dapat dianggap sebagai lesi otak organik tingkat sedang dan berat, bila lebih dari 20% jaringan otak terpengaruh, yang menyebabkan berbagai gangguan aktivitas saraf dan gangguan neuropsikiatri. Faktor risiko patologi otak organik - sebuah konsep yang menggabungkan sejumlah kelainan, yang ditandai dengan perubahan distrofi materi otak dengan gangguan konduksi saraf, dianggap sebagai cacat otak didapat yang terkait dengan:

• trauma kranioserebral, yang tingkat keparahannya dapat bervariasi, sehingga gangguan konduksi bioelektrik yang diakibatkannya mungkin memiliki sifat, intensitas, dan durasi yang berbeda (cedera kranial dan otak dapat ditandai dengan perubahan lokal dan difus pada materi otak),[2]
• berbagai keracunan (di sini tergantung pada sifat racun dan racun, dan lamanya dampaknya terhadap tubuh),
• radiasi yang mengganggu proses metabolisme di jaringan otak dan menyebabkan kematian sel-sel otak,
• Hipoksia otak (otak adalah salah satu yang pertama merasakan kekurangan oksigen dan semakin lama mengalami kekurangan oksigen, maka kerusakan sel saraf akan semakin kuat dan terus-menerus),
• proses inflamasi pada jaringan dan selaput otak, yang dalam banyak kasus bersifat menular (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis, yang sering terjadi sebagai komplikasi penyakit nasofaring karena kedekatan organnya dengan otak),
• gangguan peredaran darah yang luas di otak (patologi vaskular yang berhubungan dengan penurunan luas diameter pembuluh darah otak, seperti aterosklerosis)
• penyakit degeneratif (kami menulisnya di atas).

Kita tidak boleh mengecualikan gangguan yang tampaknya tidak ada hubungannya dengan otak, meskipun menurut statistik, gangguan tersebut jarang menyebabkan gangguan otak yang serius. Misalnya kadar hemoglobin rendah atau anemia, dimana kadar sel darah merah dan hemoglobin yang mengantarkan oksigen ke jaringan tubuh, dan khususnya ke otak, berkurang. Dalam hal ini, otak juga akan kekurangan oksigen, seperti pada hipoksia akibat sesak napas, namun dalam jumlah yang lebih sedikit, sehingga perubahan materi dan aktivitas otak akan kurang terasa (ringan).

Gangguan metabolisme dalam tubuh, kekurangan vitamin, gangguan kelenjar endokrin menyebabkan peningkatan kelaparan otak, dan kurang tidur (kurang istirahat normal) menyebabkan kelelahan otak. Tidak mengherankan, orang-orang dengan masalah seperti itu mungkin juga memiliki aktivitas bioelektrik otak yang tidak stabil dan penurunan kemampuan intelektual yang dapat dibalik, meskipun mungkin tidak ada perubahan pada USG atau pencitraan otak.

Perubahan aktivitas bioelektrik otak yang bersifat regulasi menyiratkan gangguan fungsional dan biasanya berhubungan dengan disfungsi struktur medial yang mengontrol aktivitas otak, akibatnya eksitasi atau penghambatan dapat terjadi di SSP. Struktur tersebut termasuk kelenjar pituitari, hipotalamus, epifisis, otak kecil. Perubahan distrofi atau degeneratif belum tentu terdiagnosis pada materi otak.

Patogenesis

Kita telah mencatat bahwa otak kita mengalami perubahan yang berbeda-beda pada periode usia yang berbeda. Dan hal ini dapat dijelaskan secara ilmiah, karena dengan terbentuknya fungsi mental yang lebih tinggi maka aktivitas otak pun berubah. Ini berkembang karena penciptaan beberapa koneksi refleksif terkondisi yang terbentuk dalam proses aktivitas vital sistem saraf pusat, dari kelahiran seseorang hingga kematiannya. Pembentukan koneksi yang berguna itulah yang membantu otak bekerja lebih aktif dan cepat mengambil keputusan yang tepat, dan proses pembelajaran menjadi dasar. Berdasarkan ajaran IP Pavlov tentang aktivitas saraf yang lebih tinggi (HNA), pepatah “hidup dan belajar selamanya” memiliki makna yang jelas.

Koneksi refleks terkondisi terbentuk karena kemampuan neuron untuk mengirimkan impuls saraf. Kombinasi impuls yang berbeda menyebabkan reaksi otak yang berbeda. Jika sering diulang, terbentuklah stereotip dinamis yang memudahkan kerja otak.

Ketika aktivitas bioelektrik (BEA) otak terganggu, kerja analitis dan sintetiknya menjadi lebih rumit. Stereotip yang berkembang perlahan-lahan hilang, dan stereotip baru tidak terbentuk. Bereaksi terhadap setiap stimulus baru dan bahkan yang sudah diketahui (dan ada banyak stimulus di sekitar dan di dalam organisme kita), SSP harus bekerja keras, terus-menerus menganalisis situasi dan membuat keputusan, yang sebelumnya dilakukan hampir secara naluriah berdasarkan. Stereotip yang terbentuk. Misalnya, jika kita perlu menulis sesuatu, secara naluriah kita mulai mencari pulpen, pensil atau kapur, kertas, yaitu apa yang diperlukan dalam situasi tertentu tanpa membebani otak. Jika konduksi bioelektrik terganggu, tugas sederhana seperti itu pun akan menyebabkan ketegangan di otak, yang menyebabkan cepat lelah, berkurangnya aktivitas fisik dan intelektual.

Semakin luas kerusakan otak dengan gangguan konduksi bioelektrik, semakin sulit bagi seseorang untuk mengatasi tugas-tugasnya yang biasa, semakin sulit pula pembentukan refleks-refleks terkondisi baru yang menjamin perkembangan manusia, dan semakin cepat keterampilan yang diperoleh sebelumnya. Dan kemampuan akan hilang. Dengan demikian, diagnosis "demensia" (demensia, yang sering berkembang di usia tua, tetapi kadang-kadang didiagnosis bahkan pada anak di atas 2 tahun) dan "oligofrenia", yang dianggap sebagai kelainan bawaan yang membatasi perkembangan kecerdasan, dikaitkan dengan gangguan neuron yang parah.

Perubahan difus pada jaringan otak dianggap sebagai proses umum yang berhubungan dengan reorganisasi kualitatif dan kuantitatif struktur seluler suatu organ. Hal ini dapat berupa edema otak atau gangguan sirkulasi darah di jaringannya yang menyebabkan kematian sel, pembentukan bekas luka akibat trauma dan proses tumor yang menekan pembuluh darah otak dan sekali lagi menyebabkan iskemia pada area luas materi otak. Perubahan tersebut mempengaruhi fungsi sel saraf (kemampuan menghasilkan sinyal listrik) dan kemampuan menghantarkan impuls saraf dari satu neuron ke neuron lainnya.

Perubahan difus pada jaringan otak, yang dideteksi dengan USG, serta radiografi otak dan tomografi, dapat dipicu oleh trauma atau infeksi, serta penyakit pembuluh darah, proses tumor di otak, gangguan nutrisi pada jaringan saraf (hipoksia, anemia, dll.). Mereka adalah karakteristik penyakit degeneratif herediter yang dipicu oleh mutasi gen (neurofibromatosis tipe 1 dan 2, sindrom Louis-Bar, tuberous sclerosis) dan patologi neurodegeneratif yang terkait dengan gangguan metabolisme (demensia, atrofi multisistem, penyakit Parkinson, penyakit Wilson dan Farah).[3]

Perubahan struktur jaringan otak tercermin dari kemampuannya dalam menghasilkan dan menghantarkan impuls saraf. Perubahan difus di otak (kualitatif dan kuantitatif), yang diidentifikasi pada anak usia dini, dapat menjadi ciri khas perkembangan individu manusia atau sebagai konsekuensi dari proses patologis di otak. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk menilai patogenesis dan pengaruhnya terhadap perkembangan neuropsikiatri anak hanya jika dikombinasikan dengan analisis indeks konduksi bioelektrik di neuron otak. Perubahan ringan dapat menjadi varian dari norma dan indikator kelainan patologis yang persisten atau berkembang. Beberapa dari mereka terdeteksi segera setelah lahir, yang lain - pada usia lanjut.[4]

Gejala Perubahan difus di otak:

Perubahan otak difus dan BEA-nya bukanlah suatu diagnosis, melainkan hanya hasil pemeriksaan yang membantu memahami ada tidaknya patologi dan menentukan diagnosis. Ini tidak dapat dianggap terpisah dari manifestasi penyakit lainnya dan proses yang terjadi pada seseorang sebelum perubahan di otak dimulai.

Perubahan difus pada biopotensi otak dapat disebabkan oleh fisiologi normal. Ketika seseorang tertidur, mereka berkurang, ketika terlalu banyak bekerja atau dengan latar belakang syok saraf yang parah, aktivitas otak menurun.

Namun, perubahan struktur otak yang ditentukan oleh USG dan tomogram adalah konsep yang lebih spesifik yang mempersempit kemungkinan diagnosis. Namun, jika lesinya bukan lokal, melainkan lesi yang menyebar (tidak jelas, tanpa batas yang jelas, bila ada satu fokus besar dengan batas tidak jelas atau banyak fokus tidak jelas di seluruh otak), tidak mungkin untuk mengatakan dengan pasti apa penyebabnya dan apa. Itu mungkin terjadi.

Perubahan difus pada struktur batang otak, antara lain medula oblongata yang merupakan kelanjutan dari sumsum tulang belakang, varises, otak tengah, kadang termasuk otak kecil (pusat pengaturan tonus otot, keseimbangan, koordinasi gerak) dan medula oblongata. Melalui semua struktur ini melewati formasi retikuler, yang berisi banyak pusat saraf yang bertanggung jawab atas fungsi vital tubuh: mengunyah, menelan, bernapas, pencernaan, detak jantung, dll. Yang memahkotai batang otak adalah sistem limbik, yang bertanggung jawab atas emosi manusia. Perubahan difus dikatakan terjadi ketika tidak mungkin untuk menentukan secara pasti bagian batang otak mana yang rusak, bahkan setelah pemeriksaan instrumental yang komprehensif.

Dalam situasi seperti itu, kompleks gejalanya sangat heterogen, karena semuanya bergantung pada bagian mana yang terlibat dalam proses patologis. Nafsu makan, irama jantung, pernapasan, menelan, tekanan darah (jika formasi retikuler terlibat dalam proses tersebut), ataksia dan atonia (gangguan koordinasi gerakan dan penurunan tonus otot pada lesi serebelum) dapat terjadi pada seseorang. Ketika otak perantara (talamus, hipotalamus, kelenjar pituitari, epifisis) terpengaruh, gangguan tidur, gangguan bioritme, gangguan kelenjar endokrin, penurunan kapasitas intelektual, cepat lelah, gangguan pendengaran dan penglihatan dapat muncul. Disfungsi seksual dapat terjadi.

Jika berbicara tentang kerusakan fungsional, biasanya fokus penyakitnya, yaitu struktur otak yang tidak berfungsi, dapat diketahui dari gejalanya. Perubahan otak yang menyebar disertai dengan disfungsi beberapa struktur yang terlibat dalam proses patologis, sehingga gejalanya mungkin tampak tidak berhubungan.

Perubahan distrofik difus di otak disertai dengan perubahan aktivitas bioelektriknya, sehingga terjadi gangguan pemrosesan informasi. Jika aktivitas otak meningkat, seseorang cepat lelah, rentang perhatian menurun, perubahan suasana hati, sindrom kejang, dan epilepsi dapat terjadi. Jika BEA menurun, seseorang melakukan pekerjaan normalnya lebih lambat, kehilangan minat pada hobi dan lingkungan sebelumnya, dan terjadi penurunan tingkat intelektual. Penurunan harga diri dapat diamati pada kedua kasus tersebut, terutama pada remaja dan generasi muda yang mengetahui potensi dirinya. Sakit kepala mungkin terjadi pada kedua kasus, tetapi lebih sering didiagnosis dengan peningkatan BEA.

Beberapa patologi berkembang sebagai akibat dari perubahan otak yang meluas dan sedang atau parah. Jadi, pada demensia, terjadi perubahan atrofi difus di otak, yang ditandai dengan banyak fokus, di mana kematian sel saraf dicatat, yang praktis tidak pulih. Prevalensi proses tersebut mempengaruhi gejalanya, sehingga seseorang mengalami gangguan bicara, masalah intelektual (terutama memori dan pemikiran logis yang terpengaruh), dan kelainan perilaku. Pada saat yang sama, penyebab demensia bisa berbeda: kelainan bawaan, cedera otak, aterosklerosis, hipertensi, dll [5].,[6]

Aterosklerosis pembuluh darah otak, yang merupakan penyebab perubahan difus dan kemungkinan stroke, dapat ditentukan oleh banyak fokus dengan gangguan suplai darah ke otak akibat penyempitan pembuluh darahnya. Plak kolesterol pada dinding pembuluh darah menghambat aliran darah dan mengganggu elastisitasnya. Hal ini dapat menyebabkan sakit kepala, lonjakan tekanan darah dan tekanan intrakranial, penglihatan ganda, pusing, dan gejala lain tergantung pada bagian otak mana yang lebih terpengaruh oleh kekurangan oksigen.

Pada epilepsi, perubahan difus di otak mungkin tidak terjadi, namun gejala seperti kejang selalu ada. Perubahan organik pada struktur otak menyebabkan epilepsi ketika fokus hipereksitabilitas saraf terbentuk di lokasi pembengkakan yang disebabkan oleh proses infeksi atau traumatis, yang tidak pulih sepenuhnya bahkan setelah pembengkakan mereda.

Gangguan proses metabolisme dan regulasi hormonal dapat dianggap sebagai tanda disorganisasi aktivitas bioelektrik otak. Gangguan pada tubuh seperti itu tidak terlihat dengan mata telanjang. Namun beberapa gejala dapat dengan jelas menunjukkannya. Perlu memperhatikan kerusakan rambut, kerontokan rambut, perubahan penampilan dan kejernihan kulit, peningkatan kerapuhan kuku, gangguan tinja. Gejala seperti itu tidak selalu menunjukkan penyakit otak, tetapi jika dikombinasikan dengan sakit kepala, gangguan memori, fluktuasi suhu, dll., gejala ini akan membuat Anda berpikir.

Beberapa pasien mengeluhkan penurunan libido, sementara pada pasien lain gairah seksual yang tidak terkendali mendominasi. Yang terakhir ini lebih sering terjadi pada pasien dengan lesi iritatif dan berhubungan dengan iritasi pada neuron yang bertanggung jawab untuk fungsi seksual (neuron tidak rusak tetapi terus-menerus dalam keadaan tereksitasi). Penyebab lain disfungsi seksual mungkin adalah ketidakseimbangan hormon (SSP, dan khususnya kelenjar pituitari, juga bertanggung jawab atas pengaturannya).

Banyak orang melaporkan fluktuasi berat badan, meskipun nafsu makannya masih baik. Pada cedera otak seringkali terjadi penurunan nafsu makan. Namun untuk demensia progresif lebih ditandai dengan rasa tidak pernah puas, seseorang merasa terus-menerus tidak selesai, makan lebih buruk dari yang lain, rasa kenyang hanya muncul ketika tidak ada lagi ruang di perut. Serangan muntah tidak jarang terjadi pada kedua kategori pasien.

Reaksi neurotik pada perubahan BEA otak yang menyebar juga dapat dijelaskan oleh peningkatan rangsangan sistem saraf pusat. Dan kecenderungan masuk angin pada pasien tersebut bukan disebabkan oleh melemahnya kekebalan tubuh akibat stres atau kekurangan vitamin, namun karena kurangnya regulasi sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, ia tidak sepenuhnya menjalankan fungsi perlindungannya, meskipun ia mampu melakukannya.

Batang otak mengandung pusat saraf yang bertanggung jawab untuk mengatur pernapasan, detak jantung, suhu tubuh, dll. Jika fungsi pusat saraf terganggu, sesak napas, aritmia, menggigil, kelemahan tulang dan otot dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. Dalam hal ini, kerusakan organik pada otak menyebabkan gangguan fungsional, bila organ dalam keadaan sehat tetapi tidak berfungsi dengan baik.

Faktanya adalah pengaturan organisme kita, termasuk proses metabolisme, terjadi melalui transmisi impuls bioelektrik tentang keadaan homeostasis (lingkungan internal organisme) ke sistem saraf pusat. Otak memproses informasi ini secara rinci dan melalui impuls yang sama dari neuron ke neuron, memicu atau menghambat proses tertentu. Berkat peraturan pusat, keteguhan sistem biologis yang kompleks seperti tubuh manusia dapat terjamin.

Jika konduksi terganggu pada beberapa bagian regulasi tersebut, organ, sistem atau fungsi, yang tindakannya disebabkan oleh sirkuit bioelektrik neuron yang rusak, akan menderita (hal serupa terjadi ketika sirkuit listrik terputus, ketika aliran energi terputus). Pada lesi otak difus, terdapat banyak kelainan seperti itu, sehingga gambaran klinisnya bisa sangat luas dan beragam, meskipun pasien sendiri tidak menyadari hubungan antara gejala yang muncul di berbagai organ dan sistem.

Seperti yang bisa kita lihat, menentukan adanya perubahan struktural pada otak manusia masih belum cukup untuk membuat diagnosis pasti. Analisis keluhan pasien membantu dokter menentukan lokalisasi struktur yang rusak dan konsekuensi yang ada, dan studi dinamis serta studi anamnesis memungkinkan untuk memahami sifat kelainan (sementara, persisten atau progresif).

Komplikasi dan konsekuensinya

Adanya perubahan yang menyebar pada otak merupakan alasan yang baik untuk memikirkan kesehatan Anda, karena kemampuan berbagai organ tubuh kita menjalankan fungsinya sangat bergantung pada kinerja otak. Setiap perubahan di otak cepat atau lambat mempengaruhi kesejahteraan kita, dan ini pada gilirannya menyebabkan penurunan kemampuan kerja, penurunan mood dan kondisi umum. Semakin jelas perubahan struktural dan fungsional di otak, semakin besar pengaruhnya terhadap kesejahteraan dan perilaku seseorang.

Konsekuensi dari perubahan tersebut bergantung pada tingkat keparahannya dan tindakan yang akan diambil seseorang untuk menghilangkan cacat tersebut. Harus dikatakan bahwa meminum analgesik untuk sakit kepala terus-menerus, meskipun membuat hidup lebih mudah, tetapi tidak menyelesaikan masalah. Mereka dapat diminum tanpa berkonsultasi dengan dokter, namun penyebab rasa sakit dalam kasus ini akan tetap menjadi misteri di balik tujuh kunci. Dan misteri seperti itu, jika tidak dipecahkan pada waktunya, yang hanya mungkin dilakukan dengan pemeriksaan menyeluruh, dapat menimbulkan komplikasi yang serius.

Banyak orang memperlakukan memar atau gegar otak akibat cedera otak secara dangkal. [7]Dipercaya bahwa istirahat total dalam jangka waktu tertentu sudah cukup untuk memulihkan fungsi struktur otak yang rusak. Pada kenyataannya, hal ini tidak sesederhana itu, terutama jika Anda mengabaikan cedera tersebut sama sekali dan terus melanjutkan pekerjaan. Bagaimanapun, akibat dari trauma dapat berupa pendarahan di otak ketika pembuluh darah pecah (misalnya, pada aterosklerosis, yang mungkin tidak diduga oleh seseorang, pembuluh otak menjadi kurang kuat dan mudah pecah akibat benturan), dan peningkatan aktivitas saraf., memicu kejang dan kejang, dan terganggunya kerja struktur otak individu. Semua ini mungkin tidak teringat lagi untuk beberapa waktu, dan kemudian dapat menyebabkan stroke, trombosis serebral, epilepsi, dan lain-lain.

Proses inflamasi yang berkepanjangan di otak, selain sakit kepala, dapat menimbulkan konsekuensi lain. Perubahan struktur jaringan yang meradang, pemadatannya menyebabkan pelanggaran konduksi saraf. Dalam hal ini, hampir tidak mungkin untuk memulihkan jaringan otak, mengembalikannya ke sifat aslinya. Anak-anak dengan meningitis atau ensefalitis yang berkepanjangan mengalami gangguan perkembangan psiko-fisik yang persisten, dan pada orang dewasa terjadi penurunan kecerdasan dan gangguan fungsi motorik.

Beberapa proses degeneratif di otak (terutama yang bersifat keturunan) tidak dapat dihentikan meskipun didiagnosis sejak dini. Namun dalam banyak kasus, proses tersebut dapat diperlambat. Dan semakin dini pengobatan dimulai, semakin banyak waktu yang tersisa bagi seseorang untuk menjalani kehidupan yang kurang lebih utuh. Dan tidak ada yang lebih berharga daripada kehidupan manusia, yang sayangnya hanya sementara, jadi penting untuk menikmati setiap momennya.

Diagnostik Perubahan difus di otak:

Perubahan difus di otak dan konduksi bioelektriknya tidak langsung mengingatkan diri mereka sendiri, sehingga seseorang bahkan mungkin tidak mencurigai adanya patologi. Namun mereka yang memantau kesehatannya, langsung merasakan perubahan mood, gangguan daya ingat, cepat lelah, peningkatan kepekaan terhadap perubahan alam, yang menyerupai tanda-tanda awal disfungsi otak. Mungkin gejala tersebut disebabkan oleh hal yang sepele, seperti kekurangan vitamin, namun jika mempengaruhi otak, ada baiknya mengambil tindakan tertentu.

Selain itu, bagaimana Anda bisa mengetahui gejala apa saja yang berkaitan jika tidak berkonsultasi ke dokter. Sekalipun seseorang pernah mengalami cedera otak, belum tentu berdampak serius pada fungsi otak, hal itu mungkin disebabkan oleh infeksi atau keracunan, dan trauma masa lalu hanya menjadi dasar kecenderungan penyakit otak.[8]

Karena gejala berperan penting dalam diagnosis, dokter akan selalu menanyakan kesehatan pasien. Ketertarikan terhadap kemungkinan cedera, keracunan dan infeksi juga bukan suatu kebetulan, karena masalahnya tidak selalu terlihat dengan mata telanjang, dan adanya benjolan di kepala belum menjadi bukti adanya kerusakan otak yang menyebar.

Karena perubahan difus di otak sering dipicu oleh hipoksia akibat gangguan sirkulasi serebral (otak menerima oksigen dari darah), masuk akal untuk segera menilai karakteristik kualitatif dan kuantitatif darah. Pasien diberi resep tes darah umum dan biokimia. Hipoksia dapat disebabkan oleh rendahnya kandungan sel darah merah dan hemoglobin, peningkatan kekentalan darah, yang memperlambat laju alirannya melalui pembuluh darah dan mendorong pembentukan bekuan darah.

Kita tahu bahwa gejala kerusakan otak organik dapat sangat bervariasi tergantung pada struktur mana yang terlibat dan seberapa serius situasinya. Selain itu, kemunduran tidak selalu berhubungan langsung dengan kerusakan otak. Jadi tumor di otak atau di dekatnya dapat menimbulkan efek iritasi pada neuron di dekatnya, dan kemudian kita berbicara tentang perubahan iritasi yang menyebar di otak. Artinya, terjadi penyinaran iritasi, ketika di bawah pengaruh tumor atau iritan lainnya, satu neuron meneruskan iritasi (eksitasi) ke neuron lainnya. Biasanya, dengan menghilangkan objek iritasi, fungsi otak normal dapat dikembalikan.

Apa yang tidak dapat dilihat oleh dokter dengan mata telanjang dapat divisualisasikan melalui diagnostik instrumental. Perubahan difus pada parenkim otak, yaitu struktur selulernya, dapat dideteksi dengan USG (USG) dan tomografi (resonansi terkomputerisasi atau magnetik). [9]Rontgen tengkorak kurang informatif karena mencerminkan keadaan jaringan lunak yang lebih buruk, namun juga dapat memberikan beberapa informasi.

Jika dicurigai aterosklerosis dan iskemia serebral, angiografi, yaitu pemeriksaan pembuluh darah otak dan penilaian aliran darah di dalamnya, membantu memastikan diagnosis. Dalam kasus perubahan yang bersifat iritatif, pencitraan otak adalah yang paling relevan, meskipun USG juga dapat mendeteksi penebalan patologis.

Perubahan struktur materi otak biasanya menyebabkan perubahan konduktivitas listriknya. Untuk menilai gangguan tersebut, elektroensefalogram (EEG) ditentukan. Penelitian inilah yang membantu menilai kinerja otak dan, dengan mempertimbangkan perubahan yang menyebar dan gejala yang ada, menentukan penyebab penyakit, memberi nama, menilai tingkat keparahannya, dan meresepkan pengobatan yang tepat.

Diagnosis banding dengan perubahan otak difus sangat berharga dan didasarkan pada analisis informasi yang tersedia: hasil tes laboratorium dan instrumental, informasi yang diperoleh dari pasien dan melalui studi anamnesis. Perubahan pada otak itu sendiri belum menunjukkan diagnosis, sehingga tidak dapat memberi tahu dokter pengobatan apa yang harus diresepkan.

Diagnosis yang akurat adalah hasil diagnosis banding. Hal ini sangat penting karena berbagai penyakit yang mengubah struktur dan fungsi otak memerlukan pendekatan pengobatan yang berbeda. Perbedaannya terlihat jelas jika kita mempertimbangkan terapi penyakit pembuluh darah dan degeneratif, bawaan (sulit dikoreksi) dan didapat.

Yang sangat penting adalah diferensiasi dalam pemeriksaan anak kecil, karena hal ini menentukan arah tidak hanya terapi, tetapi juga pekerjaan korektif dan perkembangan dengan anak.

Apa yang ditunjukkan oleh USG dan ensefalogram kepada kita?

Perubahan otak difus adalah konsep medis yang digunakan dalam diagnosis banding untuk membuat keputusan akhir. Namun itu sendiri bukanlah diagnosis dan bahkan tidak berbicara tentang patologi. Itu semua tergantung pada tingkat keparahan perubahan otak dan struktur mana yang terpengaruh.

Tergantung pada penyebab terganggunya struktur otak dan konduksinya, serta waktu terjadinya kerusakan, gangguan fungsi otak dapat bersifat persisten atau progresif. Dalam kasus ketika faktor yang mempengaruhi aktivitas otak atau perkembangan otak telah kehilangan relevansinya (tidak lagi bertindak), tetapi perubahan yang menyebar tetap ada, kita akan berbicara tentang gangguan perkembangan psikofisik yang persisten (seperti oligofrenia, sisa demensia, dll. ). Dengan perawatan profesional yang tepat waktu terhadap penyakit inflamasi dan onkologis, struktur dan aktivitas otak dapat pulih sepenuhnya.

Jika perubahan yang menyebar di otak disebabkan oleh penyakit aktif, kemungkinan besar perubahan tersebut akan berkembang, menyebar ke seluruh permukaan otak dan jauh ke dalam. Namun untuk mengetahui kemungkinan hal tersebut, diperlukan diagnosis yang pasti, bukan hanya adanya perubahan otak saat USG.

Perubahan ringan difus di otak (aktivitas bioelektriknya diukur dengan ensefalograf) juga dapat terjadi pada orang sehat. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelelahan, penurunan kadar gula darah (kurangnya karbohidrat dalam makanan), kurang tidur, dan rasa tidak enak badan secara umum. Fungsi otak menurun dan seseorang dengan cepat menjadi lelah bahkan tanpa aktivitas fisik atau mental yang berat.

Namun terkadang putusan ini baru dirasakan pertama kali, apalagi jika seseorang sering mengalami sakit kepala, pusing, fluktuasi suhu yang tidak dapat dijelaskan. Saat-saat seperti itu perlu mendapat perhatian khusus bagi mereka yang pernah mengalami cedera kepala di masa lalu. Terkadang konsekuensinya mengingatkan diri mereka sendiri setelah beberapa bulan atau tahun.

Perubahan kecil difus di otak, yang sulit dideteksi selama diagnostik ultrasonografi, dapat menyertai gangguan pada struktur otak tengah (hipotalamus, kelenjar pituitari). Disfungsi mereka lebih jelas terlihat pada EEG, dan dicatat sebagai patologi yang bersifat regulasi.

Perubahan difus pada struktur otak tengah dapat disertai dengan perubahan aktivitas bioelektrik dengan berbagai tingkat keparahan. Gejala yang mungkin terlihat bergantung pada bagian otak mana yang rusak dan tingkat kerusakannya. Dengan patologi hipotalamus, fluktuasi suhu, gangguan nafsu makan dan siklus tidur-bangun, peningkatan atau penurunan gairah seks dapat dicatat. Jika kelenjar pituitari rusak, mungkin ada gangguan pada kerja berbagai kelenjar endokrin (dengan demikian, gejala diabetes non-gula, hipotiroidisme, hiperprolaktinemia muncul), gangguan pertumbuhan pada anak-anak, keterbelakangan mental, gangguan seksual.

Perubahan difus sedang di otak sangat mungkin mengindikasikan perkembangan proses patologis. Jadi, pada demensia dan aterosklerosis, semuanya dimulai dengan perubahan ringan, yang kemudian memburuk, yaitu perubahan sedang di otak hanyalah salah satu tahapan proses patologis. Namun pada oligofrenia pada anak, yang merupakan patologi non-progresif, tingkat perubahan otak hanya menentukan tingkat keparahan gangguan dan kemungkinan koreksinya.

Perubahan tersebut juga dapat terjadi karena cedera atau peradangan otak. Dalam hal ini, proses tersebut perlu dipantau secara dinamis untuk memahami seberapa persistennya perubahan tersebut. Pengamatan tersebut juga membantu menentukan efektivitas pengobatan.

Tetapi jika kita berbicara tentang perubahan moderat dalam aktivitas bioelektrik otak, maka situasinya menjadi lebih ambigu. Hasil seperti itu dalam beberapa kasus dianggap sebagai varian dari norma, dan dalam kasus lain menunjukkan proses patologis. Itu semua tergantung pada karakteristik individu tubuh manusia, kesejahteraannya dan hasil USG atau tomografi.

Perubahan difus yang nyata di otak jelas merupakan situasi yang tidak menyenangkan yang mengindikasikan kerusakan otak yang parah dan penurunan kinerjanya. Perubahan seperti itu selalu disertai dengan gangguan konduksi saraf, yang mempengaruhi kesejahteraan dan kemampuan intelektual seseorang. Seringkali mereka secara radikal mengubah perilaku seseorang, menyebabkan penarikan diri atau agresi.

Pengobatan Perubahan difus di otak:

Deteksi perubahan difus di otak selama pemeriksaan merupakan alasan untuk memahami penyebab perubahan tersebut. Atas dasar inilah diagnosis akhir dibuat, setelah itu dokter meresepkan pengobatan yang tepat. Pendekatan terapeutik akan bergantung pada diagnosis dan karakteristik tubuh pasien.

Jadi, dengan aterosklerosis pembuluh darah, terapi kompleks ditentukan, yang meliputi normalisasi metabolisme lemak dan optimalisasi fungsi pembuluh darah otak. Arah pertama disediakan melalui asam nikotinat, yang mengurangi kandungan kolesterol berbahaya, fibrat, mengurangi sintesis lemak sendiri dalam tubuh, sekuestran asam empedu, statin, dan menghambat sintesis kolesterol.

Untuk meningkatkan suplai darah ke otak, vasodilator, relaksan otot sentral yang mengendurkan pembuluh darah, angioprotektor, antiaggregan dan antikoagulan yang meningkatkan aliran darah dan mencegah pembentukan bekuan darah diresepkan.

Vitamin kompleks memainkan peran penting. Yang paling bermanfaat adalah vitamin B, yang memiliki efek positif pada sistem saraf, antioksidan (vitamin A dan E), asam lemak tak jenuh ganda, yang menurunkan kadar kolesterol jahat dalam darah.

Pada aterosklerosis dan iskemia serebral, disertai dengan peningkatan tekanan arteri dan intrakranial, kehilangan ingatan dan gangguan konsentrasi, dokter mungkin juga meresepkan obat antihipertensi dan nootropik (obat yang meningkatkan trofisitas dan fungsi otak, sehingga menghasilkan pemulihan fungsi kognitif).[10]

Jika patensi pembuluh darah yang mengalami sklerosis tidak dapat dipulihkan, perawatan bedah dilakukan. Metode intervensi yang paling populer pada pembuluh darah otak adalah endarterektomi karotis (diseksi pembuluh darah dan pengangkatan plak kolesterol).

Pada radang otak dan selaputnya (meningitis, ensefalitis, meningoensefalitis), pengobatannya akan sangat berbeda. Karena infeksi memainkan peran penting dalam patogenesis penyakit tersebut, maka terapi antibiotik wajib diberikan, yang dikombinasikan dengan asupan obat yang meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi (interferon). Selain itu, diuretik (pencegahan edema serebral) dan infus obat yang mengurangi keracunan tubuh juga diresepkan.

Pada penyakit yang disebabkan oleh keracunan tubuh (ensefalopati toksik), tempat pertama diberikan pada terapi detoksifikasi, diikuti dengan pemulihan proses metabolisme otak di dalamnya (nootropics, proivoconvulsants, neuroleptik, antidepresan, sesi psikoterapi).

Jika perubahan difus terjadi akibat cedera otak, pengobatan harus didasarkan pada jenis cedera. Penunjukan terapi obat harus didasarkan pada tingkat keparahan cedera.

Syarat utama terapi cedera otak adalah istirahat dalam jangka waktu tertentu (jika terjadi gegar otak ringan, bahkan mungkin cukup untuk pemulihan). Kortikosteroid dan obat diuretik (diuretik) diresepkan untuk peradangan traumatis dan edema otak, serta untuk pencegahannya.

Terapi lebih lanjut pada dasarnya adalah pencegahan kemungkinan komplikasi. Pasien mungkin diberi resep obat yang meningkatkan sirkulasi darah otak, obat yang merangsang proses metabolisme di otak, agen tonik umum. Pengobatan simtomatik: analgesik untuk meredakan sakit kepala, antiemetik (untuk mual), obat penenang dan obat tidur.

Pada trauma parah dengan pelanggaran integritas tengkorak dan kerusakan aksonal difus pada otak (sering didiagnosis dengan DPT akibat pukulan atau gerakan kepala tiba-tiba), terjadi perdarahan besar dan kecil, pecahnya beberapa akson saraf di sepanjang saraf. Impuls berlalu. Cedera seperti itu selalu disertai dengan kerusakan otak organik yang parah. Jika terjadi kerusakan aksonal, pasien mengalami koma (durasi koma bervariasi).

Setelah keluar dari koma, terapi psikostimulan dan perawatan obat diresepkan untuk memulihkan trofik otak dan sirkulasi darah: nootropics, obat vaskular, agen antikolesterase, neurotransmiter obat.

Perawatan bedah untuk cedera otak dilakukan hanya dalam kasus penghancuran tengkorak dan kompresi otak, pembentukan hematoma.

Pada demensia persisten dan progresif, rejimen pengobatan tergantung pada manifestasi klinis penyakit, adanya patologi yang menyertai, dan karakteristik individu dari tubuh pasien. Pasien diberi resep obat kolinergik yang meningkatkan transmisi impuls saraf di titik kontak neuron (sinapsis), obat yang berinteraksi dengan reseptor NMDA (mencegah disfungsi saraf), nootropik, pelindung saraf, agen imunomodulator, neuroleptik (antipsikotik), vitamin.

Perawatan fisioterapi untuk perubahan difus di otak ditentukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan kelainan yang ada. Dalam patologi vaskular dan disfungsi terkait BEA otak, galvanisasi, elektroforesis obat (vasodilator dan stimulan sirkulasi serebral), ultratonoterapi, terapi UHF dan DMV, iradiasi ultraviolet, mandi radon dan jenis pohon jarum, hidroterapi ditentukan. Untuk meningkatkan trofik jaringan otak pada berbagai penyakit, stimulasi elektronik perkutan dan terapi interferensi dapat ditentukan. Diademo- dan amplipulsterapiya, darsonvalisasi. Pertarungan melawan gangguan motorik, yang sering berkembang dengan latar belakang lesi otak organik atau fungsional, dilakukan melalui pijat, kinesoterapi, terapi fisik, prosedur air, dan berenang. Gangguan bicara sering kali memerlukan konsultasi dengan ahli terapi bicara.

Bagaimanapun, pendekatan terhadap pilihan prosedur fisioterapi harus benar-benar individual, dengan mempertimbangkan patologi yang menyertai, kondisi pasien, dan karakteristik usia.

Terapi obat

Obat khusus yang digunakan untuk perubahan difus di otak dianggap sebagai neuroprotektan. Ini adalah kelompok besar obat yang membedakannya:

• obat-obatan yang meningkatkan trofisitas jaringan otak (nootropics),
• antioksidan dengan efek antihipoksia, anti-stres, antikonvulsan, ansiolitik (menenangkan),
• agen yang merangsang aliran darah otak,
• adaptogen

"Piracetam" adalah obat legal terkenal dari kelompok nootropics dan psikostimulan, yang dijual di apotek tanpa resep dokter. Obat ini diresepkan untuk meningkatkan fungsi kognitif, yaitu untuk melawan konsekuensi dari perubahan otak yang menyebar atau untuk mencegahnya. Pada demensia, obat ini hanya dapat diresepkan sebagai zat tambahan, karena tidak memiliki efek terapeutik yang nyata.

Obat ini diproduksi dalam bentuk tablet, kapsul, ampul dengan larutan 20% yang diberikan secara intravena melalui infus (hingga 12 g per hari pada patologi parah) atau diminum secara oral. Dosis awal untuk pemberian obat internal adalah 4,8 g. Itu dipertahankan selama minggu pertama pengobatan, setelah itu dapat dikurangi menjadi 2,4 g. Selanjutnya, dosisnya bisa dikurangi setengahnya. Pada sindrom kejang, dosis harus ditingkatkan 1,5-2 kali.

Tablet diminum 2-3 kali sehari, membagi dosis harian menjadi 2-3 bagian. Perawatan infus dilakukan dua kali sehari dalam dosis tinggi. Secara internal, larutan piracetam diminum dua kali sehari, 1,5 ampul. Lamanya pengobatan tergantung pada diagnosis, kondisi pasien, dan tingkat keparahan disfungsi otak.

Obat ini tidak diresepkan untuk gagal ginjal akut, reaksi alergi terhadap obat (serta jus dan esens), gangguan sirkulasi serebral akut (stroke). Anak di atas 1 tahun hanya diberikan obat dengan resep dokter.

Di antara efek samping obat, yang paling sering disebutkan adalah keadaan mental yang gelisah, peningkatan aktivitas motorik, ketidakseimbangan, sedikit penurunan perhatian, dan gangguan tidur. Reaksi dari organ pencernaan juga mungkin terjadi: sakit perut, mual, gangguan tinja. Pada beberapa pasien, obat tersebut menyebabkan sakit kepala dan pusing, gangguan gerak (gangguan gerak otomatis), kejang, gemetar pada tubuh dan anggota badan, gangguan irama jantung, hiperaktif seksual.

"Mexidol" - obat dari kategori antioksidan dengan tindakan neuroprotektif. Tersedia dalam bentuk tablet dan larutan untuk pemberian intravena dan intramuskular. Obat ini meningkatkan nutrisi otak dan pernapasan, serta karakteristik kualitatif darah, menormalkan perilaku dan tidur, mengembalikan fungsi otonom yang terganggu, sehingga meningkatkan kesejahteraan pasien.

Obat dalam tablet diresepkan dengan dosis 125-250 mg tiga kali sehari (tidak lebih dari 800 mg per hari). Durasi pengobatan dengan obat bisa sampai 2 bulan.

Solusi obat diberikan dalam patologi akut (dalam bentuk suntikan dan infus). Pada stroke dalam 2-4 hari pertama, obat diberikan melalui infus1 sekali sehari selama 200-300 mg. Setelah itu mereka beralih ke pemberian intramuskular (tiga kali sehari, 2 ampul). Kursus terapi adalah 1,5-2 minggu.

Jika terjadi cedera otak dan akibatnya, dosis dapat ditingkatkan menjadi 500 mg (frekuensi pemberian hingga 4 kali sehari). Durasi kursusnya sama.

Pada gangguan konduksi saraf yang parah, dosis harian obat untuk pemberian intravena adalah 300 mg selama 2 minggu. Kemudian dialihkan ke pemberian dosis pemeliharaan intramuskular (100 mg).

Kontraindikasi terhadap penggunaan obat ini adalah: gagal ginjal akut, patologi hati yang parah, hipersensitivitas terhadap obat, kehamilan dan menyusui. Itu tidak digunakan untuk pengobatan anak-anak.

Efek sampingnya terbatas pada sakit kepala, reaksi dari saluran pencernaan, reaksi alergi, fluktuasi tekanan.

"Cinnarizin" - obat yang meningkatkan sirkulasi darah otak dan mengurangi keparahan gejala serebrovaskular: sakit kepala vaskular, tinitus, penurunan daya ingat dan perhatian, gangguan keseimbangan dan koordinasi gerakan.

Tablet diresepkan untuk pasien di atas 12 tahun tiga kali sehari dengan dosis 25 mg. Dalam kasus yang parah, dosisnya dapat ditingkatkan. Dosis pediatrik biasanya setengah dari dosis dewasa.

Kontraindikasi penggunaan obat ini, pertama-tama, hipersensitivitas tubuh terhadap komponen obat. Tidak dianjurkan untuk meresepkannya pada wanita hamil dan ibu menyusui. Ini diresepkan dengan hati-hati khusus pada demensia progresif dan penyakit Parkinson.

Efek samping obat dapat digambarkan dengan gejala seperti peningkatan kelelahan, kantuk, sakit kepala dan pusing, gangguan pada sistem pencernaan dan fungsi hati (ikterus), penambahan berat badan, hipotensi, hiperhidrosis, reaksi alergi, gangguan gerak.

Dalam pengobatan demensia, obat pilihan adalah inhibitor asetilkolinesterase dan antagonis NMDA. Reseptor NMDA mengatur permeabilitas membran sel terhadap ion kalium dan natrium, yang memberikan potensi bioelektrik. Obat yang mempengaruhi kerja reseptor tersebut, meningkatkan aktivitas mental dan menghilangkan gangguan motorik adalah "Memantine".

Tablet diresepkan untuk diminum sekali sehari pada waktu yang sama. Mulailah dengan dosis aktif minimum (5 mg) dan secara bertahap tingkatkan menjadi 20 mg selama 3 minggu.

Obat ini tidak diresepkan hanya jika terjadi intoleransi individu dan patologi ginjal yang parah. Efek samping obat ini dianggap peningkatan rangsangan mental, kecemasan, kelelahan, peningkatan tekanan intrakranial, mual.

Pengobatan rakyat

Ketika kita melihat adanya penurunan kemampuan intelektual tanpa gejala mencurigakan lainnya, jangan buru-buru berkonsultasi ke dokter, karena saat ini banyak sekali obat sintetik dan herbal yang merangsang fungsi kognitif. Pada prinsipnya, jika seseorang tidak mengalami perubahan serius yang menyebar di otak, solusi masalah seperti itu cukup logis. Tetapi Anda dapat mengetahui apakah ada atau tidak hanya melalui diagnosis profesional.

Jika diagnosis menunjukkan bahwa terdapat perubahan luas pada berbagai struktur otak dan gangguan fungsi, seseorang tidak dapat hanya mengandalkan obat terapeutik saja. Salad buah dan sayuran serta jus alami sampai batas tertentu dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin, namun terapi tidak dapat dibatasi hanya pada hal ini.

Perlu dipahami bahwa pengobatan tradisional untuk penyakit otak organik tidak berdaya. Mereka membantu melawan akibat penyakit, tetapi tidak menyembuhkannya. Benar, pada cedera otak, saat Anda membutuhkan ketenangan, Anda bisa memanfaatkan khasiat beberapa tumbuhan yang memiliki efek sedatif. Tumbuhan tersebut termasuk valerian, akar marjoram, motherwort, ruta, hop, bluebells, mint. Pengobatan dengan herbal dalam hal ini akan memiliki efek tertentu, namun tidak selalu dianggap cukup.

Hal lain adalah ramuan tersebut membantu menormalkan keadaan neuropsikiatri pasien, mengatur tidur, mengurangi rangsangan sistem saraf, dan dengan demikian memungkinkan untuk mengurangi dosis obat tertentu yang diresepkan.

Manfaat terbesar dari resep tradisional dapat diperoleh dengan aterosklerosis pembuluh darah otak. Dalam diagnosis seperti itu, obat herbal (koleksi herbal) benar-benar memiliki efek terapeutik.

Jadi untuk menormalkan metabolisme lipid dapat mengambil koleksi yang terdiri dari teh ginjal, daun birch, St. John's wort, suksesi dan menggandakan dosis mint dan hawthorn dalam jumlah yang sama. 2 sendok makan koleksi yang dihancurkan dituangkan ke dalam 0,5 liter air mendidih, didiamkan selama 2 jam, lalu disaring dan diminum tiga kali sehari selama 60-70 ml.

Dipercaya bahwa untuk membersihkan plak kolesterol dari pembuluh otak, Anda dapat menggunakan jus sayuran alami segar: jus labu, bit, kentang, wortel, seledri, dan kubis. Jus atau campurannya sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah 1-2 gelas per hari, dengan mempertimbangkan kontraindikasi.

Konsumsi jeruk bali mengurangi risiko aterosklerosis dan mengurangi manifestasinya. Melon juga dikaitkan dengan efek antisklerotiknya.

Mencegah kejang pembuluh darah otak dan kerusakan otak iskemik dapat dicegah dengan bantuan melissa. Dapat dikonsumsi segar atau diminum sebagai infus (1 sdm herba kering per gelas air mendidih).

Herbal seperti lavender, pisang raja, jelatang, suksesi, poplar dan daun murbei bermanfaat untuk mengurangi tekanan intrakranial dan mencegah pendarahan otak.

Ada baiknya juga menggunakan obat yaitu infus bawang putih dan lemon (1 kepala bawang putih dan lemon diparut, tuangkan 700 ml air matang panas dan biarkan selama 24 jam, minum 4 kali sehari ¼ gelas).

Anda dapat mengonsumsi ramuan herbal seperti rosemary, sage, milkwort, St. John's wort, pol-pala (erva woolly), akar elecampane, bunga hawthorn, rebusan dan rendaman jarum pinus untuk meningkatkan fungsi otak dan fungsi kognitif.

Penting untuk dipahami bahwa pengobatan tradisional harus dianggap sebagai pengobatan simtomatik dan profilaksis pada sebagian besar penyakit di mana perubahan menyebar di otak terdeteksi. Ini dapat digunakan sebagai bagian dari terapi kompleks, tetapi tidak sebagai pengobatan independen.

Homoeopati

Homeopati adalah cabang pengobatan alternatif yang relatif muda, namun sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam pengobatan dan rehabilitasi pasien dengan kerusakan otak organik. Seperti dalam pengobatan klasik, pendekatan pengobatan berbagai penyakit dengan homeopati memiliki kekhasan tersendiri. Sebenarnya, dalam banyak kasus kita tidak berbicara tentang pengobatan penyakit, namun tentang rehabilitasi pasien setelah menjalani pengobatan. Rehabilitasi meliputi bantuan psikologis, sesi fisioterapi dan pengobatan homeopati yang bertujuan memulihkan fungsi yang hilang akibat penyakit.

Adapun pengobatan homeopati, pilihan mereka sebagian besar ditentukan oleh diagnosis yang dibuat di rumah sakit dan hasil tes laboratorium, yaitu tanpa konsultasi ahli saraf dan pemeriksaan di sini tidak dapat dilakukan tanpanya.

Pada perubahan atrofi sel otak obat pilihannya adalah: Agaricus muscarius, Calcarea carbonica, Capsicum annuum, Selenium metallicum, Tellurium metallicum dan lain-lain.

Pada penyakit radang pada substansi otak dan selaputnya diindikasikan: Aconitum napellus, Apis mellifica, Ferrum iodatum, Gelsemium sempervirens, Rhus toxicodendron, Veratrum album dan nosodes lainnya.

Pada neoplasma SSP yang paling sering diresepkan: Arnica montana, Arsenicum album, Bufo rana, Helonias dioica, Hura brasilensis, Sulfuris, Tarentula hispanica, Taxus baccata dan lain-lain.

Beberapa pengobatan homeopati tidak memerlukan pertimbangan ketat terhadap karakteristik konstitusional dan psikologis tubuh pasien, seperti yang biasa dilakukan dalam homeopati. Mereka dapat diresepkan oleh ahli saraf. Obat-obatan tersebut termasuk "Coenzyme Compositum", "Traumel C", "Engistol", "Polysponin", "Spaccuprel" dan beberapa obat lain yang dijual di apotek biasa.

Persiapan ginkgo biloba telah mendapatkan popularitas tertentu sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan daya ingat dan aktivitas otak secara umum. Mereka dijual di apotek tanpa resep dan bahkan di bagian khusus supermarket. Sarana tersebut tidak dapat dianggap sebagai obat untuk perubahan yang mendalam dan nyata di otak, namun membantu dalam masa rehabilitasi, setelah menjalani perawatan yang tepat, untuk memulihkan kemampuan intelektual dan memulihkan kinerja otak. Jika terjadi perubahan ringan pada SSP, obat ini akan membantu memulihkan kinerjanya bahkan tanpa perawatan khusus.

Pencegahan

Pencegahan lesi otak difus adalah, pertama-tama, pencegahan proses infeksi dan inflamasi pada substansi otak dan selaputnya, yaitu mencari pertolongan dan pengobatan infeksi saluran pernafasan secara tepat waktu, penyakit radang pada nasofaring, telinga dan mata. Hal ini sangat penting pada masa kanak-kanak, karena penyakit tersebut mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya.

Cedera otak traumatis, tidak seperti infeksi saraf, tidak selalu dapat dicegah. Namun demikian, perhatian yang cermat di jalan, dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja dalam banyak kasus dapat menghindari konsekuensi yang serius. Saat berada di belakang kemudi, perlu dipastikan tidak ada jejak alkohol dan obat-obatan di dalam darah yang dapat memberikan efek depresi pada sistem saraf pusat, selama perjalanan harus fokus semaksimal mungkin dan tidak terganggu oleh rangsangan yang tidak penting..

Demensia pada usia tua adalah proses kelelahan otak yang ditentukan secara fisiologis. Hal ini dapat dipertahankan melalui pelatihan (kerja intelektual secara teratur, membaca buku, menonton film sains populer, memecahkan masalah logika). Untuk menunda timbulnya bantuan demensia; aktivitas fisik, pola makan rasional, mengonsumsi multivitamin kompleks, menghindari kebiasaan buruk.

Ramalan cuaca

Perubahan keadaan berbagai struktur otak dan aktivitas bioelektriknya dapat didiagnosis pada berbagai patologi. Namun prognosis penyakit tersebut tidak terlalu bergantung pada diagnosisnya melainkan pada tingkat prevalensi dan kedalaman kerusakan struktur otak.

Orang mungkin berpikir bahwa kerusakan otak lokal berdampak lebih kecil terhadap kondisi seseorang. Faktanya, kerusakan yang sangat terlokalisasi dapat menimbulkan konsekuensi yang jauh lebih permanen dibandingkan kerusakan ringan atau sedang yang menyebar.

Bahkan cedera aksonal yang menyebar pada kecelakaan lalu lintas, yang dianggap sebagai cedera parah, dalam banyak kasus disertai dengan gangguan sementara pada berbagai fungsi SSP. Itu semua tergantung pada kedalaman kerusakan dan perawatan yang dilakukan.

Pada penyakit menular dan inflamasi pada otak, semuanya tergantung pada ketepatan waktu pengobatan awal dan usia pasien. Prognosis dalam kasus ini tidak jelas. Hal ini paling parah terjadi pada usia dini, karena disertai dengan gangguan intelektual yang tidak dapat diubah. Meningoensefalitis, sebagai komplikasi infeksi nasofaring, dianggap sebagai salah satu penyebab paling umum oligofrenia (keterbelakangan mental) yang didapat pada periode pascakelahiran, palsi serebral, dan demensia masa kanak-kanak.

Prognosis terburuk untuk kemampuan intelektual dan motorik pada demensia progresif dan proses atrofi di otak. Biasanya tidak mungkin menghentikan proses seperti itu, hanya mungkin memperlambatnya dengan rejimen pengobatan yang dirancang dengan baik.

Perubahan otak difus adalah terminologi medis yang menunjukkan tingkat perubahan struktural dan fungsional yang menyebar di korteks, belahan otak, dan struktur medial otak. Sikap dokter terhadap perubahan ini bergantung pada apa saja perubahan tersebut, apakah ada kaitannya dengan periode usia, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesejahteraan dan aktualisasi diri seseorang. Yang harus kita lakukan adalah mendengarkan keputusan mereka dan mematuhi rekomendasi profesional daripada berhipotesis tentang apa yang sedang terjadi.