Keracunan ikan dan kerang-kerangan

Ada tiga jenis utama ikan beracun.

[ 1 ], [ 2 ], [ 3 ], [ 4 ], [ 5 ], [ 6 ], [ 7 ]

Keracunan ciguatera

Keracunan Ciguatera terjadi ketika memakan salah satu dari >400 spesies ikan yang ditemukan di dekat terumbu tropis di Florida, Hindia Barat, atau Samudra Pasifik, tempat dinoflagellata menghasilkan racun, yang terakumulasi dalam daging ikan. Ikan yang lebih tua dan lebih besar (kerapu, kakap, kingfish) mengandung lebih banyak racun. Bau ikan tidak berubah, dan tidak ada metode penanganan yang diketahui (termasuk memasak) yang mencegah keracunan. Tanda-tanda keracunan muncul dalam waktu 2-8 jam. Kolik usus, mual, muntah, dan diare berlangsung selama 6-17 jam, kemudian dapat berkembang menjadi parestesia, sakit kepala, mialgia, pruritus, nyeri wajah, dan sensasi termal yang tidak normal. Sensasi sensorik yang tidak normal dan kegugupan dapat menyebabkan ketidakmampuan selama berbulan-bulan. Ada upaya untuk mengobati keracunan tersebut dengan pemberian manitol intravena, tetapi tidak ada efek nyata yang dicapai.

Keracunan ikan tenggiri

Keracunan ikan scombridae disebabkan oleh tingginya kadar histamin dalam daging ikan akibat penguraian bakteri setelah ditangkap. Jenis yang paling umum adalah ikan tuna, makarel, mahi-mahi, atau ikan lompat lumpur. Rasa ikan bisa pahit atau tidak enak (asam). Kedutan otot wajah, mual, muntah, nyeri di epigastrium, ruam kulit terjadi beberapa menit setelah makan dan hilang dalam waktu 24 jam. Gejalanya sering disalahartikan sebagai alergi terhadap makanan laut. Tidak seperti keracunan ikan lainnya, hal ini dapat dicegah dengan menyimpan ikan dengan benar setelah ditangkap. Pengobatannya meliputi pemberian penghambat reseptor H1 dan H2.

Keracunan tetrodotoxin (ikan fugu)

Keracunan tetrodotoksin paling sering terjadi akibat memakan ikan buntal, >100 spesies di antaranya (air laut dan air tawar) mengandung tetrodotoksin. Gejalanya mirip dengan keracunan ciguatera, dan kelumpuhan otot pernapasan yang berpotensi fatal dapat terjadi. Tetrodotoksin tidak hancur dengan pemasakan atau pembekuan.

Keracunan kerang

Khas dari bulan Juni hingga Oktober, terutama di pesisir Pasifik dan New England, saat remis, tiram, kerang, dan kerang lainnya terinfeksi dinoflagellata beracun yang membentuk pasang merah. Dinoflagellata mengeluarkan racun neurotoksik saxitoxin, yang tahan terhadap pemasakan. Parestesia wajah di sekitar bibir dan hidung terjadi 5-30 menit setelah makan. Kemudian mual, muntah, kolik usus, dan kelemahan otot muncul. Tanpa pengobatan, kelumpuhan otot pernapasan dapat menyebabkan kematian; yang selamat tidak mengalami konsekuensi apa pun.