Konsumsi alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan masalah somatik dan mental yang serius. Konsumsi alkohol yang berlebihan secara kronis, yang terdiri dari kecanduan alkohol secara kompulsif, meningkatnya toleransi, gejala putus zat - ketergantungan alkohol, atau alkoholisme.
Gangguan bipolar dimulai dengan fase gejala akut, diikuti oleh siklus eksaserbasi dan remisi. Eksaserbasi adalah episode dengan gejala yang lebih jelas yang berlangsung selama 3 hingga 6 bulan.
Depresi tidak hanya ditandai dengan suasana hati yang tertekan, tetapi juga menimbulkan gangguan kognitif, psikomotorik, dan gangguan lainnya (misalnya, kurangnya konsentrasi, kelelahan, hilangnya hasrat seksual, menstruasi tidak teratur).
Gangguan depresif ditandai dengan penurunan suasana hati yang sangat parah atau berkepanjangan sehingga fungsi tubuh terganggu, dan terkadang disertai dengan penurunan minat atau kemampuan menikmati aktivitas.
Gangguan penyalahgunaan zat cukup umum terjadi pada anak-anak, terutama pada masa remaja. Terlepas dari latar belakang ekonomi atau etnis, zat yang paling umum digunakan adalah alkohol, tembakau, dan ganja.
Penggunaan opioid untuk keperluan medis tanpa pengawasan oleh tenaga kesehatan dan penggunaan apapun untuk indikasi non-medis dapat menimbulkan konsekuensi serius berupa perkembangan ketergantungan.
Methylenedioxymethamphetamine (MDMA - lebih dikenal sebagai ekstasi, atau Adam, atau "E") adalah analog amfetamin. MDMA biasanya dikonsumsi dalam bentuk pil. Obat ini memiliki sifat stimulan dan halusinogen. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan ketergantungan.
Ganja merupakan zat terlarang yang paling umum digunakan. Dengan penggunaan ganja dalam jangka panjang, ketergantungan psikologis dapat berkembang, sedangkan ketergantungan fisik sangat ringan.
Halusinogen dapat menyebabkan keracunan dengan gangguan persepsi dan penilaian yang menyimpang. Penggunaan kronis semakin memperburuk gangguan pikiran dan dapat menyebabkan depresi, kecemasan, atau psikosis.
