Penyebab jumlah monosit tinggi dan rendah

Monositosis - peningkatan jumlah monosit dalam darah lebih dari 0,8×109 ^/ l - menyertai sejumlah penyakit. Monosit meningkat pada tuberkulosis; terjadinya monositosis dianggap sebagai bukti penyebaran aktif proses tuberkulosis. Indikator penting adalah rasio jumlah absolut monosit terhadap limfosit, yang biasanya 0,3-1,0. Rasio ini lebih dari 1 pada fase aktif penyakit dan menurun selama pemulihan, yang digunakan untuk menilai perjalanan tuberkulosis.

Penyakit dan kondisi yang memungkinkan terjadinya monositosis

Alasan utama	Bentuk klinis
Infeksi	Endokarditis infektif subakut; pemulihan setelah infeksi akut; infeksi virus ( mononukleosis infeksiosa ), jamur, riketsia, dan protozoa ( malaria, leishmaniasis )
Penyakit Granuloma	Tuberkulosis, terutama yang aktif; sifilis; brucellosis; sarkoidosis; kolitis ulseratif
Penyakit darah	Leukemia monoblastik dan mielomonoblastik akut; leukemia monosit, mielomonosit dan mielositik kronik; limfogranulomatosis
Kolagenosis	Lupus eritematosus sistemik, artritis reumatoid, poliarteritis nodosa

Selain itu, monosit meningkat pada endokarditis infektif, sepsis lambat, yang sering diamati tanpa adanya leukositosis. Monositosis relatif atau absolut ditemukan pada 50% pasien dengan vaskulitis sistemik. Monositosis jangka pendek dapat berkembang pada pasien dengan infeksi akut selama masa pemulihan.

Monositopenia adalah penurunan jumlah monosit hingga kurang dari 0,09×109 ^/ l. Monosit berkurang pada hipoplasia hematopoietik.